SIROSIS ALKHepatitis sudah menjadi momok bagi sebagian besar penduduk di Indonesia, terutama di pedesaan dan juga dikota. Banyak sekali ditemukan penderita radang hati ini yang dirawat di rumah sakit, baik RS pemerintah maupun RS swasta.

Ada berbagai jenis hepatitis, tergantung jenis virus yang meyebabkan peradangan hati. Antara lain : hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis delta (non-A non-B/ NANB), hepatitis E, dst. Dari semua jenis ini, yang paling ditakuti hepatitis B dan hepatitis C.

Sebelum merebaknya pengguna narkoba jarum suntik, yang amat ditakuti adalah hepatitis B, karena bila tidak ditangani dengan baik, radang hati akan berlanjut menjadi kanker hati yang disebut hepatoma/hepato cellular carcinoma (HCC). Sebelum menjadi HCC, hati akan bertekstur keras dengan permukaan tidak rata, yang disebut sirosis hati. Namun akhir-akhir ini yang paling menakutkan adalah hepatitis C. Kenapa ?

Seiring makin maraknya penggguna narkoba jarum suntik, semakin tinggi pula angka kejadian hepatitis C yang sangat erat kaitannya dengan penderita HIV-AIDS. Penderita hepatitis C sejauh ini lebih banyak ditemukan di negara Barat dibandingkan negara-negara Asia dan Afrika.

SIROSIS VIRUSHal ini terkait life style, yang lagi dan lagi menjadi biang kerok. Virus hepatitis C sifatnya lebih ganas dari virus hepatitis B, karena virus hepatitis C  sangat sulit dibasmi/eradikasi. Sampai saat ini belum ada obat yang memuaskan dalam memberi kesembuhan kepada penderita hepatitis C. Meskipun penderita satu waktu dinyatakan sembuh, hal ini tidak menjamin penyakitnya tidak akan kambuh di satu saat nanti.

Kenapa jarum suntik dianggap sebagai penyebar hepatitis C ? Dari data statistik, kebanyakan penderita terkena setelah bergantian menggunakan jarum yang tidak steril, akibat tercemar oleh pengguna sebelumnya yang telah terinfeksi virus hepatitis C. Sampai saat ini jarum suntik yang tercemar menjadi penyebab utama penularan hepatitis dikalangan para junkies berbeda dengan hepatitis B.

Pada hepatitis B, penyebaran biasanya melalui cairan tubuh seperti : air liur, keringat, sperma, transfusi darah yang tercemar virus B, dll.  Jadi penggunaan sikat gigi dan handuk bersama-sama, dapat menularkan hepatitis B, apabila salah seorang pengguna sikat gigi atau handuk itu telah terdapat virus hepatitis B didalam tubuhnya.  Karena itu meskipun sahabat karib atau teman dekat/pacar sebaiknya masing-masing menggunakan sikat gigi dan handuknya sendiri-sendiri.

Selain hepatitis B dan hepatitis C, ada lagi penyebab HCC/kanker hati, yaitu jamur Aflatoxin. Jamur ini biasanya tumbuh pada makanan mengandung kelapa dan kacang tanah yang kedaluwarsa, lama tersimpan dan melewati expired date. Contoh makanan yang mudah berjamur semacam ini : kue-kue, roti, sambal pecel atau gado-gado instant yang dibungkus dalam plastik, kacang tanah, dll. Berita hangat belum lama ini, terbongkarnya pabrik pembuat roti di Jakarta Barat yang menggunakan roti yang sudah kedaluwarsa/ expired menjadi bahan pembuat roti yang dijual sangat murah dipasar tradisional dan dibeli masyarakat kalangan bawah. Bayangkan akibatnya..

Bagi sebagian besar masyarakat di Bali, waspadai makanan sisa sesajen yang saat dijemur, tak terduga tiba-tiba  kena air hujan. Ada kue uli, rengginang, ‘saur’ dan kacang, dan segala macam makanan dalam ‘banten’ tersebut dapat ditumbuhi jamur/kapang aflatoxin. Kalau dibagian luar sudah terlihat jamuran, sebaiknya semua dibuang saja, jangan dikerok bagian luarnya, tetapi selebihnya dikonsumsi.  Makanan berjamur meski sudah dihilangkan jamurnya, toch masih ada sisa-sisa jamur dibagian dalam makanan. Jadi jangan sayang membuang makanan yang tercemar. Dibandingkan penyakit yang ditimbulkan nantinya oleh jamur tersebut, akan jauh lebih merugikan secara finansial dan mental.  Hal ini mungkin bisa menjelaskan, kenapa insidensi HCC di Bali cukup tinggi. Disamping kebiasaan sebagian masyarakat terutama para pria, minum tuak/alkohol yang mengakibatkan terjadinya sirosis hati alkohol, untuk kemudian berlanjut menjadi HCC/kanker hati.

HCCSeperti pada kanker yang lain, faktor psikologis juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya HCC, seperti : rasa sedih yang teramat sangat atau rasa tertekan secara psikologis yang tidak ada way-outnya. Jadi bila ingin bebas dari ancaman HCC, hiduplah berimbang antara kerja dan rekreasi. Work-acholic harus diimbangi dengan play-hard,  refreshing dan selalu positive thinking

Hepatitis C bila tidak tertangani dengan baik, dapat berkembang menjadi kanker hati atau HCC, sama seperti hepatitis B. Jadi perkembangan terakhir kedua hepatitis, B dan hepatitis C akan berujung menjadi kanker hati/HCC.

Pengobatan anti-virus untuk kedua hepatitis : B maupun C, selain beayanya sangat mahal, terkadang bisa juga tidak responsif alias resisten atau kebal terhadap obat yang diberikan. Disinilah letak kesulitan dan permasalahan kompleks dalam mengobati penderita yang tidak gampang. Selain faktor beaya, juga respons tubuh terhadap obat yang diberikan kepada penderita,  masing-masing bisa berbeda. Terakhir, hepatitis sering sekali kambuh, bila kondisi tubuh menurun..

Tiga gambar dalam tulisan ini : paling atas sirosis hati akibat konsumsi alkohol, tengah sirosis hati akibat radang virus dan paling bawah  kanker hati/HCC. Dua gambar tengah dan bawah menunjukkan gambaran makroskopis hati dan mikroskopisnya. Sedang gambar paling atas,  hati sebelum dan sesudah dibelah pada kasus sirosis hati akibat alkohol. Permukaan hati yang normalnya rata, halus dan kenyal menjadi sangat kasar, berbonjol-bonjol dan keras pada sirosis hati.

Popularity: 22%

Posted Saturday, July 19th, 2008 at 11:45 am
Filed Under Category: Bahasa, Popular Health
You can leave a response, or trackback from your own site.

403 Responses to “Hepatitis, sakit kuning bila terapi kurang memadai berkembang menjadi Kanker Hati”

Pages: « 17 … 9 8 7 [6] 5 4 3 … 1 » Show All

  1. 150
    Anjar Says:

    Sore dokter, .
    Saya mau nanya nie, . .makanan utk pasien hepatitis tu yg bagaimana?. . .apa blh makan apa saja. . .
    Saya punya ab ipar yg menderita hepatitis, . .dia mempunyai anak brumur 5 bln. . .apa anak dan istrinya jg menderita pnyakit yg sama?
    Makasi penjelasannya dokter cantik. . . .

  2. 149
    Evi Says:

    Dok kalo selama bayi sudah imunisasi hep B 3x ap msh bs terkena hep B..

  3. 148
    Evi Says:

    Dokter..
    Saya,suami n anak saya 3th pernah menderita hep A..
    Pgobatan 1bl kata dokter sudah tdak perlu kontrol..
    Pertnyan saya:
    1.Ap bisa Sgot dan Sgpt naik lg,karena kadang badan kog lemes n terasa berat.
    Klo bayi sudah imunisasi hep B 3x ap masih bisa kena virus hep B?

  4. 147
    rob Says:

    Hallo dok

    Kakak saya baru saja meninggal dikarenakan hep.B bilirubin sampai 30
    Yang ingin saya tanyakan :
    1 bagaimana cara penularan hep B
    2 pola hidup bagaimana suapaya virus menyebar
    3 ada rekomendasi ahli liver yang terbaik
    4 kalo saya hbe-ag rekatif dokter tidak men terapi saya dengan obat2an viral sama skali, apakah anjuran tersebut benar
    5 kalo saya udah terkena hep B apa yang harus saya lakukan

    Terima kasih

  5. 146
    Dr. Sukma Says:

    Halo Ariefin,

    Keluhan istri anda disebabkan : proses penyembuhan yang belum tuntas/pulih 100%. Dan yang kedua disebabkan banyak beraktivitas.

    Seperti kita tahu, penderita hepatitis dan yang baru sembuh dari hepatitis dianjurkan JANGAN melakukan aktivitas yang banyak mengeluarkan energi.

    Karena untuk repair sel-sel hati sangat memerlukan kalori, gizi yang baik serta istirahat yang cukup. Gampangnya, harus banyak bed rest, makan dan minum yang bergizi tinggi dan TIDAK BOLEH kecapean.

    Pada penderita hepatitis dan yang baru sembuh dari hepatitis,ENERGI JANGAN DIBAKAR namun ditimbun untuk proses reparasi sel-sel hati yang optimal. Karena organ hati/ liver daya regenerasinya sangat tinggi, kedua setelah lapisan endometrium dari rahim/ uterus.

  6. 145
    umminya ahmad Says:

    Assalamu’alaikum dok….
    Senang sekali ketemu web dokter. Saya seorang ibu, dari bandung. Kebetulan sedang mencari hematolog untuk konsultasi dan mencari 2nd opini tentang anak saya.

    Ceritanya begini dok… Saya 45 kg/150 cm, sebenarnya sudah hamil 3x, hamil pertama anak laki2, lahir 13 nov 2006, sekarang 3th, partus normal, usia kandungan 38 minggu, 2,8 kg, 49 cm. Anak kedua lahir saat usia kandungan 38 minggu jg, partus normal, tp meninggal 4,5 jam setelah lahir, karena asfiksia berat dan anemia berat (Hb cuma 3,6). Sempat ditangani di NICU Hermina tapi tidak tertolong. Sedangkan anak ke-3 baru usia 4 bln dalam kandungan sudah meninggal (usia 16-17 minggu dinyatakan IUFD, kemungkinan karena saya kecapekan, karena waktu itu anak saya sakit “kawasaki disease”, dan mengharuskan saya di rumah sakit +/- setengah bulan).

    Yang ingin saya tanyakan adalah perihal anak ke2 saya. Selama kehamilan pertama-ketiga, saya tidak pernah mengalami keluhan yang berbahaya, paling mual2 biasa, nafsu makan juga normal, jarang sakit paling pilek batuk sesekali dan sembuh sendiri, dan tidak pernah mengkonsumsi obat kecuali multivitamin dari dokter kandungan. Begitu juga saat kehamilan kedua, bahkan saya jauh merasa lebih baik, lebih sehat, dan nafsu makan baik, dibandingkan hamil pertama. Saya rajin kontrol kehamilan setiap bulannya.

    Sampai tiba minggu ke 38 hamil, pas saya kontrol ke dokter ternyata saya sudah mulai bukaan 2. Saya pun bertanya ke dokter, bagaimana jika saya melahirkan dengan bantuan bidan, apa memungkinkan (maklum saya punya anak kecil, dan kalau tiba2 saya kebrojolan lahir, yang paling dekat dengan rumah adalah klinik bidan). Dokter pun menyatakan tidak masalah, karena keadaan kandungan saya baik2 saja, posisi bagus, denyut jantung bagus, cukup bulan, tekanan darah normal, dsb. Hanya saya diingatkan jika 24 jam tidak lahir, segera ke rumah sakit.

    Maghrib pulang dari kontrol, saya siap2 untuk bersalin. Malam sekitar jam 2an saya mules sekali, dan saya putuskan ke klinik bidan setempat. Tapi sampai pagi tidak nambah bukaan. Bahkan jam 9an pagi mulesnya malah hilang, dan saya putuskan pulang kerumah nengok anak saya. Detak jantung bayi saya normal. Saya sempat telpon rumah sakit bersalin tempat saya kontrol ingin USG, tapi tidak ada layanan USG pada hari libur (waktu itu libur natal). Akhirnya saya tetap di rumah, seharian saya makan banyak dan jalan2. Tapi anehnya saya gak mules lagi, bahkan malamnya bisa tidur nyenyak. Baru besoknya saya merasakan mules lagi, terus-menerus, sampai akhirnya tengah malam saya balik lagi ke klinik bidan. Tengah malam, saya sudah bukaan 3, dan setelah shubuh saya melahirkan dengan proses yang cepat. Sebelum lahir, sempat dicek detak jantung janin masih normal. Jadi, kalau dihitung sejak awal mules dan mulai bukaan, saya butuh 2,5 hari untuk bukaan lengkap (sejak selasa sore sampai jumat shubuh).

    Tapi begitu lahir bayi saya kok tidak nangis spontan, bahkan butuh bantuan oksigen baru menangis itupun pelan sekali, dan tubuhnya sangat pucat, skor apgar nol (0). Bidan langsung merujuk ke rumah sakit. Dan menurut dokter di Hermina Bandung, anak saya asfiksia berat dan anemia berat (Hb 3,6). Dokter sempat melakukan penanganan medis, tapi akhirnya bayi saya meninggal. Selama dalam kandungan bayi saya tumbuh normal, pergerakan janinbagus, berat lahir 2,9/49 cm.

    Dok, kira2 apa penyebab anak saya anemia berat? Apakah karena partus lama, ataukah karena infeksi atau kelainan bawaan, atau karena apa? Selama hamil saya tidak pernah mengkonsumsi obat2an, tidak pernah mengalami perdarahan, tidak pernah rawat inap ataupun sakit berat, Hb saya berkisar antara 11-12, apakah saya termasuk anemia yang bisa mengakibatkan anak saya anemia berat seperti itu? Setelah melahirkan, saya tes TORCH, ternyata IgG saya positif tokso dan CMV (IgM negatif), mungkin saya terinfeksi waktu saya masih hamil (mungkin masa akhir hamil), apakah ini juga bisa menjadi penyebab anak saya lahir anemia dan asfiksia berat? Golongan darah saya A+ dan suami O+ (rhesus sama positif). Apakah ada kemungkinan ABO incompatible, atau ada kelainan bilirubin atau sel darah merah? Mohon penjelasannya dok. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih, syukron wa jazakillah khoir…. (kalau bisa balas ke email saya dok, rini.yuniastuti@gmail.com)

  7. 144
    Ariefin Says:

    istri saya (38) tahun, terkena sakit Liver. Gejala2:kuning, urine gelap,dan lemah dialami. Sudah di Laboratorium.Diketahui Bilirubin, SGPT tinggi, tapi HBSAg negatif. Sudah ditangani dokter, dan tanda2 itu sembuh, setelah cek lab lagi, semuanya sudah menurun normal. kecuali SGPT agak tinggi. Karena dianggap sdh baik, dokter melakukan vaksinasi B juga. Tetapi Mual dan kadang2 perut penuh masih kadang dirasakan.Pagi, bagun tidur, perut terasa nyaman, enak, dan segar, tapi mulai pk.10an pagi sampai malam lagi seringkali gangguan perut masih dialami. Apakah ini ada kaitanya?karena vaksinasi B?karena proses penyembuhan yg belum selesai, atau karena makanan?atau karena terlalu banyak beraktifitas? terima kasih atas jawabannya..

  8. 143
    Dr. Sukma Says:

    Hai Anjar,

    Fungsi hati anda agak terganggu dengan terutama SGPT yang sangat tinggi, duakali lebih nilai rujukan norma atas.

    Enzim transaminase begitu tinggi, pertanda bahwa jaringan interstitial atau parenchim liver mengalami gangguan. Bisa disebabkan oleh radang hepatitis.

    Jadi sebaiknya dilakukan pemeriksaan HBsAg,Anti-HBsAg, dst. agar diketahui apakah terkena hepatitis B atau lainnya.

    Fungsi ginjal juga sedikit terganggu dengan angka creatinine yang diatas normal..Kunjungi dokter penyakit dalam untuk kepastian gangguan pada liver dan ginjal anda, OK.

  9. 142
    Anjar Says:

    Nilai rujukannya dok, .
    alkali 40-190.
    Sg0t 6-15
    sgpt 5-17
    bilirubin total 0-1,1
    bilirubin direct 0-1,1
    ureum 10-50
    kreatinin 0,4-0,9
    protein total 6,6-8,7
    albumin 3,8-5,1,
    sgpt tu apaan dok?protein total jg? Thank’s penjelasannya. .

  10. 141
    Dr. Sukma Says:

    Halo Anjar,

    Saya tidak bisa berkomentar atas hasil lab yang anda tulis tsb.

    Karena tidak ada nilai normal dibelakang setiap item tsb. Masalahnya setiap laboratorium klinik mempunyai nilai rujukan berbeda, tergantung alat dan metoda yang digunakan.

  11. 140
    Anjar Says:

    Mlm dok. .saya mau nanya dgn hasil lab ini
    Alkali ph0sphatase 115,8. SGOT:15,63
    SGPT:35,35, Bilirubin total:0,37.Biliubin direct 0,10.ureum 16,79.kreatinin 0,97.protein total 9,47. Albumin 4,22. Apakah ada kelainan dgn hati saya. . ?atau kelianan organ lainnya. .trim’s. .

  12. 139
    Dr. Sukma Says:

    Hai Edy,

    Pendapat saya anda telah terkena radang hati (hepatitis). Perlu check lab jenis hepatitis apakah A, B atau C atau Delta.

    Sebaiknya kunjungi dokter penyakit dalam agar diperiksa teliti disertai pemeriksaan lab fungsi hati, dll.

    Penderita hepatitis sebaiknya tidak beraktivitas teralu menguras tenaga alias tidak boleh kelelahan.

    Sebab sel hati perlu istirahat dan gizi yang baik untuk bisa melakukan regenerasi alias repair jaringan hati.

  13. 138
    Dr. Sukma Says:

    Halo Vina,

    Hepatitis C memang agak sulit dibasmi. Juga tergantung reaksi tubuh seseorang terhadap pengobatan anti-virus yang diberikan.

    Yang saya tahu vaksinasi hepatitis A dan B sudah ada. Namun untuk hepatitis C, saya belum pernah dengar.

    Yakinkan anda tidak tertular hepatitis C, dengan jalan kontrol lab.secara periodik.

    Secara teoritis, agak susah rasanya untuk tidak tertular, karena anda berdua suami-isteri.

    Apa yang dapat dilakukan adalah tetap berpikir positif sambil memohon kemukjizatanNYA. Asupan nutrisi yang bagus disertai istirahat yang cukup…

    Hindari bergadang, minum alkohol dan merokok yang kesemuanya itu berdampak menurunkan stamina dan daya tahan tubuh…

  14. 137
    Dr. Sukma Says:

    Halo Ines,

    Kesan saya anda ‘over excercised’ atau ‘over trained’ mengakibatkan angka HBsAg reaktif jauh diatasa cut off.

    Latihan yang anda lakukan ‘terlalu’ berlebih. Mungkin anda ingin mencapai penampilan langsing, boleh-boleh saja. Namun dengan diet yang terbatas juga, maka tubuh dalam hal ini hati atau liver susah ‘merepair’ dirinya.

    Jadi sebenarnya anda tinggal pilih : bentuk tubuh tidak terlalu ideal namun sehat. Atau body aduhai, namun liver bermasalah…

  15. 136
    Edy Says:

    Halo bu dokter,

    Saat ini perut bagian kanan saya terasa gk nyaman, sy sudah ke dokter tapi di kasi obat maag, vitamin B complex, katanya saya capek. Akhir2 ini saya sering terlambat makan, kadang2 bisa sakit perut, bnyak gas di perut. Yang saya tanyakan apakah ini memang gejala maag ataupun hepatitis ya? soalnya mata saya jg ada warna kuning sedikit.
    Terima kasih

  16. 135
    joko Says:

    ujung ujungnya pola makan dan pola hidup

  17. 134
    vinna Says:

    hi dok…
    saya mau tanya, suami saya di vonis mengidap penyakit hepatitis C…
    sebenarnya penyakitnya sudah -/+ 9 tahun…
    selama ini dia cuma minum obat HP PRO. tp selama itu pula penyakitnya tidak juga sembuh.
    Apa benar hepatitis C tidak bisa diobati?
    saya mau suami saya sembuh dan kami mau punya anak…
    mohon petunjuknya dok…
    thank’s

  18. 133
    Ines Says:

    Hi dok,

    Awal november lalu iseng2 cek darah, termasuk HbsAg dan AntiHbs juga.
    Hasilnya:

    HBsAg: Reaktif S/N: 348.05 (S/N = 2 Reaktif)
    Anti-HBs: Non-Reaktif

    GOT: 24
    GPT: 19
    Gamma GT: 13
    Fosfatase Alkali: 69
    Glukosa Puasa: 92

    Cholesterol total: 207 (normal <200)
    Cholesterol LDL Direk: 109 (normal <100)
    Cholesterol HDL: 80
    Trigliserida: 43

    Yang mau saya tanyakan:
    1. HbsAg reaktif itu berarti saya terinfeksi virus Hepatitis B yah dok? Saya sempat ke dokter internist, tapi gak dikasih obat apa-apa. Beliau cuma berharap kalau tubuh bisa memproduksi sendiri antibodi untuk melawan virus2 tersebut. Apakah benar tidak perlu diobati? Lalu jika setelah setengah tahun tapi antibodi tetap tidak terbentuk, apakah tetap tidak perlu tindakan lebih lanjut?
    2. Angka HbsAg yang jauh diatas cutoff itu menandakan apa?
    3. Saya disuruh jangan stress dan jangan terlalu cape. Tapi saya kurang ngerti tolok ukur 'capek'. Seminggu 5x atau lebih saya berenang 800 m hampir non-stop. Setelah renang memang merasa capek (ngos2an, denyut jantung tinggi), tapi setelah mengatur nafas sekitar 1 – 2 menit, normal kembali. Kadang-kadang saya juga melakukan weight training di gym dan ikut kelas aerobik. Apakah olahraga seperti itu tergolong berat?

    Thanks.

  19. 132
    Dr. Sukma Says:

    Halo Maman,

    Ikan gabus banyak mmengandung jenis protein yang disebut ALBUMIN. Albumin dalam kemasan botol infuus harganya sangat mahal.So, ikan gabus bisa jadi alternatif.

    Pada keadaan hipoalbuminemia, artinya kadar albumin didalam darah kurang dari normal, maka konsumsi ikan gabus sangat bermanfaat.

    Termasuk disini penderita hepatitis yang mengalami hipoalbuminemia.

  20. 131
    maman Says:

    bismillah, untuk ibu dokter,hafizhahullah
    keluarga teman saya menderita penyakit hepatitis akut. ada yang menyarankan untuk mengkonsumsi ikan gabus. betulkah demikian, bu. syukran/terima kasih atas perhatian ibu

  21. 130
    Dr. Sukma Says:

    Hai Shanti,

    Saya langsung jawab, ya :
    1. Test HbsAg, Anti HBsAg dan HBcAg.. Kunjungi dokter internist untuk maksud tersebut.
    2. Setahu saya hepatitis A merupakan radang ringan, cukup diterapi selama satu bulan. Untuk kepastian sudah sembuh, biasanya di test HAV dan anti-HAV. Bila dalam tubuh sudah ada anti-HAV, artinya badan sudah kebal terhadap radang virus-A hepatitis.
    3. Tidak usah cemas berlebihan dengan hepatitis A. Paling gampang diobati diantara semua jenis hepatitis. Saya yakin anda sudah bebas dari virus-A.
    4. Vaksinasi hepatitis B dilakukan 3 kali berturu-turut dengan interval satu dan lima bulan sejak vaksinasi pertama. Contoh vaksinasi 1,2 dan 3: Januari-Februari dan Juni. Tergantung kondisi tubuh seseorang dan keadaan lingkungan tempat seseorang ada yang perlu dan ada yang tidak perlu tambahan vaksinasi hep.B. Tambahan vaksinasi disebut BOOSTER. Pada anak yang telah 3 kali vaksinasi hep.B dan memerlukan vaksinasi Booster,vaksinasi itu akan diberikan saat usia 15 tahun
    5. Saya belum pernah dengar vaksinasi hepatitis A.
    6. Hepatitis A ditularkan lewat makanan/minuman tercemar, persis seperti penularan diare atau kholera atau dysentri.
    7. Saya tidak tahu estimasi beaya. Silahkan tanya ke dokter ybs, yang melakukan vaksinasi. Demikian pula beaya pemeriksaan lab. Sorry about those..

  22. 129
    shanti Says:

    Sore dok,

    sy yg kena hepatitis a sekitar bln okt lalu. Sy sdh berhnti mnum obt skitar akhr okt.
    Skrg sy ingn vaksin hepatitis b u/antisipasi, yg ingn sy tnyakan:
    1. Kira2 tes darah ap sj yg hrs djalankan sbelum mlaksanakan vaksin tsb?
    2. Tes apa yg hrs dlakukan u/mngecek apakah virus hepatitis a msh ada atw tdk dtubuh sy?
    3. Apakah virus hepatitis a bs benar2 hlg? Kalau ya brp lm wktunya dr mulai qt trjangkit virus tsbt?
    4. Brp lm vaksin hepatitis itu brtahan ddalam tubuh? Apakah selamanya,atau hrs dlakukan trs?
    5. Selain vaksin hepatitis b, apakah sy jg memerlukan vaksin u/hepatitis a?
    6. Apakah jika trkena virus hepatitis a sdh pasti anak qt nanti akan trkena jg? Bgaimana mencegahnya?
    7. Kira2 brp estimasi biaya u/tes sbelum vaksin dan vaksin itu sendiri?

    Sy sgt mnunggu jwbn dr anda.
    Trm ksh.

    best regards.. :)

  23. 128
    Dr. Sukma Says:

    Halo Ani,

    Secara teoritis, menggemukkan badan jauh lebih gampang dari pada menguruskaan badan.Saya kurang setuju dengan menggunakan suntik hormon, karena agak riskan.

    Bermain hormon, haruslah kita melakukannya dengan sangat teliti dengan mengingat berbagai efek samping yang bakal mungkin terjadi.

    Inilah cara mudah dan gampang menambah BB. Nomor satu anda harus dalam keadaan relax dalam arti tidak ada beban pikiran. Dalam kondisi stress, biasanya sulit bisa gemuk. Kedua perbanyak makanan berkarbohidarat tinggi seperti : nasi, mie, roti, lontong, dll. Perbanyak makanan yang manis2 : coklat, segala macam kue2 manis, permen, dll.

    Juga perbanyak istirahat seperti tidur siang dan terakhir lakukan latihan menambah massa otot ke gymnasium. Lakukan latihan dibawah pengawasan instruktur yang handal.

  24. 127
    ani Says:

    pagi dok, saya ani dengan berat badan 46 tinggi 158, saya ingin gemuk dengan cara suntik hormon.. apakah cara tersebut dapat membahayakan tubuh saya??? bagaimana dengan cara minum pil atau obat penggemuk??? apakah cara tersebut juga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh saya?? jalan apakah yang terbaik agar saya dapat menaikan berat badan hingga 50.. terima kasih.

  25. 126
    Dr. Sukma Says:

    Hai Burmansyah,

    Empat point pertanyaan anda persis sama dengan pertanyaan Nurdin # 105. Oleh karena itu baca jawaban saya pada komentar # 107 posting ini.

Pages: « 17 … 9 8 7 [6] 5 4 3 … 1 » Show All

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe