Archive for September 23rd, 2009

POST OFFICENAM GUNNAM 3Saya barusan kembali dari negeri paman Ho alias Vietnam. Libur panjang ini saya gunakan untuk melihat dari dekat negeri dengan baju nasional ‘ao dai’ yang kabarnya mulai bangkit dan tampak bergairah dalam pembangunan infrastrukturnya.

Memang benar, sejak menginjakkan kaki di bandara internasional Tan Son Nhat di Ho Chi Minh City (HCMC) alias Saigon saya sudah dapat merasakan degup jantung dan geliat urat nadi negeri itu yang jauh dari gambaran ‘resesi’, seperti yang terjadi pada umumnya di negara lain didunia pada saat ini.

HCMC berpenduduk 9 (sembilan) juta orang dan sudah mendekati Jakarta yang 12 (duabelas) juta orang. Hal menarik pada saat ini di HCMC terdapat 5 (lima) juta kendaraan sepeda motor sehingga kurang dari dua orang di HCMC telah memiliki satu sepeda motor. Wow, very crowded and a bit noisy yet very interesting place to visit. Anda bayangkan begitu banyak kepala dengan memakai helm dijalan-jalan kota HCMC yang cukup lebar dan sedikit berdebu namun sangat padat kendaraan sepeda motor.

Terutama pada ‘rush hour’ pagi berangkat kerja dan sore hari pulang kerja. Jalanan macet luar biasa mostly disebabkan oleh begitu banyak sepeda motor dari yang termurah buatan China sampai yang termahal buatan Jepang. Dari yang berharga 300 USD (dollar US) sampai termahal 25  ribu USD yang bermerk Honda.

Sangat menyenangkan melihat orang-orang muda Viet Nam kini yang tidak peduli dan tidak mau mengingat-ingat perang Vietnam yang terjadi selama 20 tahun(1955-1975) dan tidak dimenangi Amerika Serikat. Mereka menganggap itu kejadian masa lalu dan berprinsip ‘let by gones be by  gones.’ Yang lalu biarlah berlalu, tidak perlu ada balas dendam. Generasi muda Viet Nam justru sedang dalam ‘euphoria’ kegembiraan luar biasa tanpa sebab yang jelas pada saat ini..

Bagaimana tidak happy karena telah terjadi perubahan sosial yang demikian fantastik dari negeri tertutup yang di-embargo dunia sampai negeri Viet Nam terbuka sejak 1978, setelah BillClinton mantan presiden AS berkunjung ke Viet Nam. Mulai saat itu masuklah segala jenis teknologi mulai dari TV, PC, internet, handphone, movies, fashions dan life style seperti : KFC, Mac Donald, dst. Praktis budaya tradisional tergusur oleh budaya global yang merasuk jauh kedalam sampai ke pedesaan.

Anak-anak Viet Nam sudah ada yang ‘obese’ pertanda overnutrisi alias salah gizi karena terlalu banyak mengkonsumsi ‘junk food’. Kita ingat gerilyawan Viet Cong dimasa perang badannya kecil-kecil  dan pendek karena kurang gizi. Sehingga terowongan yang ada di sekitar HCMC yang digunakan disaat Nam War berukuran mini. Lebar 73 cm dan ketinggian 125 cm. Saya harus merangkak minimal membungkuk pada saat tour merasakan dan menghayati hidup didalam Cu Chi tunnel.

Gerilyawan VC (Viet Cong) makan singkong rebus dengan bumbu kacang tanah. Tanaman itu mereka tanam disekitar hutan. VC minum dari mata air didalam hutan. Mereka membuat sandal tipis khas VC yang dibuat dari karet berwarna hitam untuk memudahkan pelarian dihutan, didalam terowongan serta tidak menimbulkan bunyi alias ‘noise-free’. Semua itu digambarkan dalam bentuk diorama didalam hutan dimana terowongan Cu Chi  berada dan dibuat bagi peserta tour khusus untuk wisatawan manca negara. Terowongan berfungsi sebagai ‘bunker’ alias tempat berlindung, disaat ada serangan lawan baik didarat maupun dari pesawat tempur dan helikopter diudara. Dalam diorama ada juga yang menggambarkan gerilyawan VC yang sedang berkomunikasi dengan HT, mencatat pesan dst.

Pada kesempatan tour ke Cu Chi tunnel itu saya berkesempatan membidik target berupa gambar kijang dengan bulatan merah yang harus tepat ditembak. Setiap orang dipersilakan memilih senjata apa yang mau dipakai : M16, AK 47 atau lainnya  seperti revolver. Saya pilih M 16 dan dengan mengenakan penutup telinga kanan dan kiri serta dibantu instruktur, maka mulailah acara menembak yang mendebarkan jantung itu. Suara yang ditimbulkan sangat keras melebihi  100 (seratus) decibell sehingga seringkali membuat saya terhentak dan terkejut. Sungguh unforgetable experience bagi saya.

Rasa sedih dan amat memilukan sangat terasa ketika berkunjung ke museum perang Viet Nam yang oleh kebanyakan orang Viet Nam disebut American War. Sedangkan orang Amerika dan dunia umumnya menyebut perang itu Vietnam War. Berbagai persenjataan yang digunakan, baju-baju prajurit baik prajurit Nam maupun prajurit AS, foto-foto Presiden Ho, Perdana menteri Viet Nam masa itu dan pejabat AS termasuk Presiden Eisenhower serta menteri luar negeri Henry Kissinger. Kebanyakan foto dalam hitam-putih, hanya satu-dua yang berwarna.

Paling mengesankan adalah foto-foto ‘humanity’ dimana begitu banyak korban perang yang disebabkan penggunaan senjata kimia seperti ‘orange explosion’. Bayi lahir tanpa tangan dan kaki seperti ekses obat tidur thalidomide yang sudah dilarang produksi dan pemakaiannya, otak yang tersembul keluar batok kepala, hydrocephalus, kaki bengkok dan aneh termasuk juga retardasi mental yaitu orang dengan muka Down syndrome, dll. Banyak orang tua Vietnam yang menjadi depressi berat dan mengalami gangguan jiwa sampai saat ini.

Belum lagi foto luka borok berdarah, badan jenazah yang berkeping-keping berlumuran darah, serta seorang serdadu AS yang mengangkat potongan kepala berdarah dengan rambut yang terjuntai… Very sadistic panorama, jauh lebih keji dibanding kehidupan penjara Guantanamo yang sering disebut Gitmo. Nam war lebih mirip kehidupan  dizaman jahilliyah.

Popularity: unranked

14 Comments | Category: Bahasa, Traveling

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Calendar

    September 2009
    M T W T F S S
    « Aug   Oct »
     123456
    78910111213
    14151617181920
    21222324252627
    282930  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe