KIM-OK7Hari Selasa, 9 Maret 2010 kemarin merupakan hari prestasi lagi bagi Densus 88, kelompok polisi yang bertugas khusus menumpas teroris dan situasi kritis lain ibarat SWAT di Amerika Serikat. Setelah berhasil menembak mati Noordin M. Top tahun lalu di Jawa Tengah. Sungguh satu prestasi yang pantas diapresiasi oleh segenap bangsa Indonesia. Bahkan Perdana Menteri Austrraliapun mengakui  sendiri sangat menghargai keberhasilan dan kecekatan korps polisi Indonesia terutama Densus 88 pada saat ini.

Dulmatin yang sekarang mukanya lebih bulat brewokan dan badannya lebih gemuk berisi dibandingkan foto-foto yang kita kenal dari DPO (daftar pencarian orang) sudah tewas diterjang peluru anggota detasemen burung hantu, julukan bagi Densus 88 di sebuah ruko warnet di Jalan Siliwangi Pamulang. Sebuah ruko yang berlokasi berdekatan dengan  situ atau waduk Pamulang Barat.

Saya mengenal daerah Pamulang dengan baik karena pernah tinggal disana dari tahun 1985 sampai tahun 1994, ketika pada akhirnya saya berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Bandung untuk melanjutkan kuliah S2 saya dengan mengambil spesialisasi dibidang Patologi Anatomik  (PA). Daerah Pamulang terletak dipinggir selatan dan barat atau barat daya dari kota Jakarta. Pamulang bisa diakses dari dua arah, Ciputat Raya maupun Tangerang.

Pemukiman penduduk di Pamulang semakin padat saja, banyak diantaranya warga Betawi asli yang menyingkir atau tersingkir alias termajinalkan dari tengah kota Jakarta. Seperti di perumahan tempat saya tinggal dulu, setiap pagi kita bisa mendengar teriakan abang-abang tukang minyak, tukang sayur dan tukang buah seperti berikut  :  nyoaakk..minyoaak… atau yurr…sayurr… atau pisang mateng puun… nangkenye maniiisss…

Teriakan para abang tukang-tukang minyak dan makanan  tersebut selalu saja sama seperti itu dengan irama dan kata-kata  yang sama setiap pagi, tujuh hari seminggu dan tidak pernah kenal hari libur. .. Rupanya teriakan mereka ini memberikan pelajaran kepada burung beo saya yang berada didepan rumah, berdekatan dengan  pagar besi. Maka berteriaklah si burung beo menirukan setiap kata dari setiap abang  yang lewat didepan rumah :  nyoaakk..minyoaakk..yurr  sayurrr.. dst.

Pada saat saya meninggalkan Pamulang disana sudah ada banyak perumahan sepetrti :  Witanaharja dengan masjidnya yang cukup besar, Reni Jaya,  Pamulang Permai dan lain-lain. Udara didaerah Pamulang masih lumayan bersih dan lebih sejuk dibandingkan udara ditengah kota seperti Menteng, Keramat Raya dan terutama Blok-M yang sangat pengap oleh gas CO2 dari knalpot berbagai kendaraan yang parkir dan berlalu-lalang.

Dari jalan aspal utama yang membelah Pamulang, terdapat banyak jalan kecil atau gang yang menuju ke satu perkampungan, seperti gang Asem tempat dimana dua teroris dihajar peluru Densus 88 dan tersungkur dari motor Thunder biru yang dikendarainya. Konon kedua orang tersebut  sebenarnya adalah pengawal Dulmatin sang boss teroris. Keduanya sehari-hari berlaku bak suami-isteri, yang satu menggunakan cadar untuk mengelabui penduduk sekitar dan tetangganya sedangkan teroris kedua  tetap berpakaian laki-laki…

Maka lengkaplah sudah tiga orang teroris tertembak mati di Pamulang yaitu Dulmatin yang memegang revolver ditangan kanannya di sebuah ruko Warnet dan dua orang berkendaraan sebuah motor di gang Asem, Jalan Setiabudi Pamulang Barat. Pamulang rupanya disukai oleh para teroris, mungkin karena orangnya yang rada  ‘lu elu, gue gue’. Sibuk dengan urusan masing-masing dan nggak mau repot mikirin  orang lain…

Popularity: unranked

Posted Thursday, March 11th, 2010 at 12:02 am
Filed Under Category: Bahasa, General
You can leave a response, or trackback from your own site.

5 Responses to “Kematian Dulmatin menjadi penawar rasa geram dan jengkel atas situasi politik yang penuh demo dan tawuran”

  1. 5
    discount generic cialis Says:

    Interesting and informative. But will you write about this one more?

  2. 4
    buy generic cialis Says:

    Very interesting and amusing subject. I read with great pleasure.

  3. 3
    generic viagra Says:

    In truth, immediately i didn’t understand the essence. But after re-reading all at once became clear.

  4. 2
    Herman Says:

    Mungkin Dulmatin itu Bolang Bu.. Bocah Pamulang.. hehehehe.. :D

  5. 1
    cheap generic viagra Says:

    I read a few topics. I respect your work and added blog to favorites.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe