MBAHCOSTA RICAAwalnya saya kurang perhatian namun terheran-heran, manakala di hampir semua saluran TV saya melihat raut wajah seorang penyanyi Indonesia berumur dengan  rambut gimbal-nya  dan menyanyikan lagu irama reggae-nya Bob Marley yang asli Costa Rica, Amerika Tengah atau kepulauan Caribia?

Seingat saya wajah itu baru mulai mengisi layar TV sejak bulan Mei, kurang-lebih tiga bulanan  ini. Sedemikian fenomenalnya, sehingga kapanpun kita menyalakan TV : pagi, siang, sore, malam dan tengah malampun wajah itu dengan ketawanya yang khas ha..ha..ha.. selalu muncul dalam berbagai acara : komedi situasi, talk show, reality show, apalagi di acara musik seperti : dahsyat, inBox, dst.

Bukan hanya Jakarta, di Jogyakarta dan kota-kota lainpun sudah disambangi Mbah Surip (alm) dalamwaktu yang sangat begitu singkat. Bayangkan mbah Surip yang tidak muda lagi, pada usianya yang sudah 6o tahun ‘terpaksa’ harus menjalani jadwal sebagaimana biasa yang dilakukan oleh artis pendatang baru, yang rata-rata berusia 30 tahun kebawah.

Adalah perubahan yang amat sangat drastis yang menjadikan ‘kaget’ bagi kerja jantung dan organ lainnya pada tubuh si Mbah. Plus kebiasaannya yang suka minum kopi tak terbilang berapa kali dalam sehari, sedangkan untuk makan konon dia sangat jarang. Kopi dan kopi lagi, setiap akan dan sehabis melakukan aktivitas. Bayangkan betapa dahsyat dampak adrenergik dari kafein bertubi-tubi terhadap kerja jantung dan organ-organ lain didalam tubuh mbah Surip.

Jantung terkaget-kaget, tanpa diberi waktu untuk beradaptasi dengan aktivitas baru yang sangat bertolak belakang dibandingkan pada saat mbah Surip belum terkenal. Sebelumnya mbah Surip (alm) bekerja dengan tenang, ngamen di sekitar Blok M dengan jadwal yang dia atur sendiri.  Artinya, bila badan terasa fit dan segar dia akan berkeliling jauh dan dalam waktu lebih lama dibandingkan dengan bila kondisi badannya kurang fit. Dia sendiri yang tahu kapan mesti istirahat dan kapan harus kerja lagi. Aktivitasnya di’manage’ oleh pikran dan otaknya sendiri.

Berbeda halnya, saat dia sebagai artis dibawah management orang lain. Dan celakanya pihak management belum punya pengalaman me’manage’ artis setua mbah Surip. Selama ini pihak management biasa menangani artis muda yang sudah tentu sangat berbeda staminanya dibandingkan orang seumur mbah Surip yang 60 tahun. Daya kerja, kekuatan fisik sudah tentu bak siang dengan malam bedanya. Boleh dikata 180 derajat perbedaan stamina seseorang berusia 30-an tahun dengan yang telah berumur seperti mbah Surip. So, semestinya management mengatur jadwal si Mbah dengan bijaksana, menyesuaikan dengan kondisi tubuh orang tua 60-an tahun. Jangan disamakan dengan artis muda..

Perubahan yang begitu dahsyat pada aktivitas fisik mbah Surip, kurang dapat diantisipasi oleh jantung yang bekerja sangat berat ditambah efek kafein yang memacu jantung bekerja diluar batas kemampuan otot jantung. Maka terjadilah infark miokard akut atau yang disingkat dengan IMA. Yaitu kematian sebagian otot jantung akibat suplai darah yang tidak memadai ke lokasi itu. Serangan MIA sebenarnya sudah terjadi pada saat mbah Surip datang sore hari itu dengan muka pucat, lelah dan dehidrasi ke rumah Mamiek sang pelawak di Kampung Makassar Jakarta Timur.

Atau mungkin mbah Surip memang sudah punya bakat sakit jantung, melihat kesukaannya terhadap minuman kopi bergelas-gelas sampai 20 gelas per hari. Pada mereka yang punya bakat atau ada riwayat penyakit jantung dalam keluarga, sesuatu yang sangat ekstrim sifatnya seperti : kegembiraan yang amat sangat/over excited, kesedihan yang teramat dalam dapat menimbulakan serangan jantung yang berakibat fatal kematian, bila tidak cepat dan tepat mendapat pertolongan di tempat yang sesuai seperti  di RS. Jantung Harapan Kita di Slipi, Jakarta Barat.

Karena mbah Surip sudah puluhan tahun terbiasa akrab dengan penderitaan, tidur dimana saja di emperan toko atau bangunan menggelandang  serta orangnya tidak cengeng, maka dia tidak mengeluhkan apa yang dirasakan dalam tubuhnya kepada orang lain, selain berkata merasa lelah dan perlu ‘ngadem’ beristirahat di rumah pelawak Mamiek. Dia sengaja menjauh dari rumah biasanya, agar terhindar dari kerubungan penggemar, wartawan dan businessman yang ingin memberi pekerjaan atau kontrak pada dirinya. Letih, itulah kata yang terucap dari mulutnya.

Prinsipnya, setiap orang punya daya tahan terbatas terhadap tekanan pekerjaan fisik dan psikis. Jadi saran saya kepada pihak management artis, bijaksanalah mengatur jadwal manggung dan lain-lain artis yang bernaung dibawah perusahaan itu.  Jangan di’forsir’, sesuaikan dengan kondisi fisisk si artis. Semoga kejadian kehilangan mbah Surip baru-baru ini menjadi pelajaran bagi kita semua…

Popularity: unranked

Posted Thursday, August 6th, 2009 at 10:39 am
Filed Under Category: Bahasa, General
You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe