ORCHIDBerita terakhir di semua media adalah mengenai dilecehkannya lagu Indonesia Raya, lagu kebangsaan kita. Liriknya telah dipelesetkan sedemikian rupa, sehingga artinya jadi berbalik 180 derajat, sangat merendahkan martabat bangsa Indonesia serta dipermalukan di kancah internasional. Bayangkan kata2 ini : Indonesia tanah cairku. Tanah tumpah muntahku.

Siapa yang tidak geram, baru sepenggal saja dari keseluruhan lagu kebangsaan kita yang dipelesetkan, langsung timbul rasa antipati dan tidak suka kepada negara Malaysia. Ada apa ini? Di bulanRamadhan yang penuh berkah dan khidmat ini, tega-teganya siapapun itu merusak atmosfir bulan suci ini. Apa maunya? Apa yang kau cari ? Apa makna lecehan itu kepada bangsa Indonesia?  Apa tujuan akhir dari semua sikap tidak bersahabat yang ditunjukkan oleh Malaysia?

Mulai pencaplokan dua pulau Sipadan dan Ligitan,  manuver-manuver kapal perang Diraja Malaysia di laut perairan  pulau Ambalat. Penyiksaan terhadap para TKI, pengejaran para TKI-ilegal, sampai derita sakit dan luka-luka parah disekujur tubuh TKI belum cukup kiranya. Ulah Malaysia sudah keterlaluan. Apalagi bila diingat bahwa Noordin M Top adalah warganegara Malaysia yang ‘mengamuk’ di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai the ‘Killing Field’ dengan korban bangsa Indonesia dan orang asing yang tidak berdosa bagi para terroris kelompok Noordin M Top.

Bandingkan : Indonesia mengekspor TKI, Malaysia mengekspor terroris… Dimana logikanya, mana rasa terimakasih Malaysia setelah begitu banyak tenaga kerja  Indonesia yang bekerja untuk membangun negara Malaysia diberbagai sektor formal dan informal. Mulai dari pekerja kebun kelapa sawit, pembangunan jalan raya, gedung pemerintahan dan perumahan, tenaga pembantu rumah tangga, baby sitter dst. Kenapa tidak punya perasaan ? Kenapa tega, air susu dibalas dengan air tuba ?

Saya masih ingat tatkala menjadi residen Patologi Anatomik di FK. Padjadjaran-RS. Hasan Sadikin  Bandung, ada beberapa mahasiswa asal Malaysia yang mengikuti kuliah dan praktikum PA sebagai mahasiswa Malaysia yang menuntut ilmu di FK. UNPAD. Mereka kebanyakan laki-laki, ada 1-2 yang mahasiswi. Semua dosen yang memberikan kuliah adalah orang Indonesia termasuk saya yang memberikan praktikum Patologi Anatomik. Saat itu tahun 1994-1997, warganegara Malaysia masih berguru dan menimba ilmu di Indonesia. Bahkan seingat saya Anwar Ibrahim yang menjadi oposan saat ini dulu menuntut ilmu di UNPAD juga. Kenapa setelah tahun 2000-an Malaysia jadi besar kepala dan lupa kacang akan kulitnya ?  Sudah merasa lebih maju dan kaya raya dibandingkan negeri kita Indonesia ?

Kita bangsa serumpun, bangsa Melayu yang sama-sama memuliakan bulan suci Ramadhan ini. Jangan kotori dan cemari bulan yang suci ini dengan sikap, kata-kata dan perbuatan yang merugikan bangsa Indonesia. Sadarlah, bahwa Malaysia baru merdeka 31 Agustus 1957. Jadi Malaysia 12(duabelas) tahun lebih muda dari Indonesia. So, kakak-adik seyogyanya akur, seiya dan sekata, seiring sejalan. Kenapa mencari-cari masalah. Hiduplah damai berdampingan dengan negara tetangga termasuk Indonesia. Jangan engkau lecehkan kami, sebab kami punya harga diri. Malaysialah yang tidak punya ‘dignity’, dengan mengakui tari pendet, reog Ponorogo, batik, lagu rasa sayange, dll sebagai budaya Malaysia. Jangan begitu bro, mau pakai iklan boleh saja asalkan menyebutkan itu budaya asli Indonesia yang di adopsi Malaysia.

Terakhir sebagai kado di hari Ulang Tahun kemerdekaan Malaysia “Stop annoying Indonesia. Do not disturb the stability in the region. Otherwise Indonesia will fight you”. Dan ini syair dan lirik  lagu ‘Terang Bulan’ yang dulu biasa dinyayikan ibu saya dan menginspirasi lagu kebangsaan Malaysia sebagai berikut : ‘terang bulan, terang dipinggir kali. Buaya timbul disangkanya mati. Tidak percaya mulut orang laki. Berani sumpah, tapi takut mati’. Lagu itu sangat terbiasa di kuping saya sewaktu kecil dan sering dinyanyikan ibu saya. Lagu ‘Terang Bulan’ bersifat melankholik, bertempo lamban dan sangat jauh dari unsur heroisme dan patriotisme yang membangkitkan semangat kebangsaan. Bandingkan dengan Indonesia Raya yang bernafaskan heroisme, patriotik dan dalam beat yang dinamik dan energik. Sungguh sangat kontras bagai bumi dan langit…

Popularity: unranked

Posted Saturday, August 29th, 2009 at 10:15 pm
Filed Under Category: Bahasa, General
You can leave a response, or trackback from your own site.

6 Responses to “Malaysia, ada apa dengan kamu. Kenapa harus bermusuhan dengan Indonesia sesama rumpun Melayu?”

  1. 6
    Manusia Biasa Says:

    yg penting kita damai..tiada bermusuhan..tiada dendam..

  2. 5
    Dr. Sukma Says:

    Malaysia boleh gigit jari,setelah kemarin 2 Okrtober 2009 badan kebudayaan PBB UNESCO menetapkan bahwa BATIK menjadi warisan budaya dunia atau WORLD HERITAGE yang berasal dari INDONESIA.

    Presiden OBAMA juga pegang ANDIL dalam hal ini dengan memperkenalkan KOLEKSI BATIK ibundanya, Ann Dunham Soetoro kepada masyarakat dunia dan Amerika khususnya yang dipamerkan ke sejumlah kota-kota besar di Amerika Serikat.

  3. 4
    indri Says:

    Malaysia..malaysia..
    Hanya satu yang mau saya bilang “Kasian banget Negara Malaysia!!!”
    tau kenapa?? karena Malaysia negara yang tidak punya kepribadian
    dan kebudayaan sendiri..
    Semuanya nyontek ke negeri tetangga yaitu Indonesia.
    Negara kita tidak pernah mengganggu Malaysia, warga negara nya
    pun di kita diterima dengan terbuka, tapi warrga negara kita disana?!!??
    Seharusnya juga yg banyak di bom itu Malaysia, kalau ramadhan
    aja masih banyak club2 yang buka ko!!!!!!!!
    If you want war, we will fight you!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  4. 3
    cinta Says:

    kalau tak ada warga indonesia di malaysia,mungkin negara itu tak akan maju…………tau…………warga disana hanya tau tido je…..pemalas………….tak tau berterima kasih……….tak tau balas budi………kalau tak indonesia yang bangun menara KLCC ………….itu semua karena warga indonesia………….sadarlah kau malaysia…………

  5. 2
    Dr. Sukma Says:

    Hai Nurbaiah,

    Emang benar. Sejak adanya beberapa kali usaha pencaaaplokan pulau Ambalat, dll. kaum muda Indonesia jadi lebih ALERT dan mencintai tanah air, seni dan budaya Indonesia. Jangan sampai tari serampang duabelas nanti diakui juga..

    Pulau Jemur di kepulauan Riau sangat cantik berpasir putih. Pulau ini tidak berpenghuni, kecuali markas TNI. Jangan sampai Malaysia mencaplok secara diam-diam. TNI, DepHAN dan menteri kelautan harus extra waspada..

  6. 1
    nurbaiah Says:

    sepertinya yang terjadi adalah rasa iri yang besar sekali terhadap Indonesia..
    siapa yang tidak iri dg kita bu, negara tropis yang indah dengan kekayaan alamnya, berbagai macam mineral, flora fauna ada di kita, berbagai suku, budaya yang beragam…
    mudah2an kejadian ini membuat kita sadar akan klebihan kita sbg bangsa Indonesia…

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe