PUASA 1Ini pengalaman saya pada selasa, dua hari yang lalu. Saat itu jadwal kerja saya lumayan sibuk. Pertama harus memberi kuliah pada mahasiswa D3 jurusan Perekam Medis disebuah Institusi Pendidikan di kota Pekanbaru.

Tidak seperti biasanya pada waktu-waktu yang lalu, maka mulai semester ini saya harus memberikan pelajaran Terminologi Medis selama total 4 jam pada satu hari yang sama. Ini dikarenakan jumlah mahasiswa yang mesti mendapat mata kuliah saya menjadi hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Jadi ada dua lokal, yaitu lokal A dan lokal B.

Kuliah dimulai jam 9.00 pagi dan berakhir jam 13.00 disiang hari yang sangat panas terik itu.Suhu di Pekanbaru sedikit lebih panas dibandingkan Jakarta, mungkin 2-3 derajat Celcius selisihnya. Bayangkan saya harus cuap-cuap pada kondisi kerongkongan yang kering dengan matahari yang bersinar sangat terang, memanaskan apa saja yang ada terutama suhu udara. Selain udara, ada hal penting yang saya amati ikut-ikutan menjadi panas juga, yaitu emosi..

Kedua saat saya kembali ke RS. Mari kita lihat keadaan lalu lintas di Pekanbaru selama bulan Ramadhan ini. Dari catatan kepolisian dan DLLAJR diperoleh angka pertambahan sepeda motor (hanya sepeda motor) setiap bulannya bertambah 100 ribu unit. Ini belum termasuk kendaran roda-4 dan lain-lain. Dengan ruas jalan dan lebar jalan yang relatif tidak bertambah, maka dapat dibayangkan semakin ramainya pengguna jalan raya yang berdampak semakin tidak lancarnya lalu-lintas alias kemacetan ada dimana-mana, sudah mirip seperti Jakarta.

Lebih lanjut, kondisi jalanan yang semrawut diperparah lagi oleh ulah pengendara yang semaunya dan terkesan mau menang sendiri, baik motor maupun mobil. Tidak satupun yang berlaku santun di jalan raya. Semua egois, yang penting dia harus cepat sampai di tujuan, nggak peduli kondisi jalanan seperti apa.

Saya berpikir, kenapa dibulan suci yang penuh ampunan dan penuh barokah ini tingkah polah masyarakat dijalan raya tidak mencerminkan bulan suci yang penuh kesabaran, toleransi, menolong sesama, peduli pada orang lain, dst.

Lihatlah sepeda motor yang meraung berlari kencang dan bila berbelok tidak pernah menoleh kiri-kanan dulu dan agak sedikit mengerem laju kendaraannya. Dengan kata lain, pengendara terutama sepeda motor merasa dirinya ‘kebal’ alias tahan kena benturan kendaraan lain maupun kebal terhadap hukum. Aneh juga, ya padahal badan kita sama saja, setiap orang terdiri dari daging, tulang, otak, dll yang sangat ringkih dan berisiko bila terjadi kecelakaan..  Tidak main-main, nyawa taruhannya..

Saya merenung, apa yang telah hilang dari akal dan budi-pekerti kita ? Kenapa jadi berubah, dari masyarakat santun, sabar, peduli  dan ‘nrimo’ menjadi sebaliknya. Apa yang kurang, apakah dengan modernisasi kita harus kehilangan jati-diri sebagai bangsa yang menjunjung tinggi adat-kebiasaan dan sopan-santun yang telah diturunkan oleh generasi pendahulu kita? Kenapa harus begitu?

Dengan berpuasa makan dan minum, sebenarnya  kita harus bisa lebih sabar dan bijak dalam bertingkah-laku. Percuma saja ibadah yang kita lakukan bila kelakuan kita semua tidak berubah, bila semua temperamen panas masih melekat dalam diri kita, padahal raga kita bisa menahan haus dan lapar… Kenapa mental dan emosi kita tidak bisa kita kontrol dan kelola dengan baik ?

Bisa mengelola emosi sebenarnya adalah sangat positif dampaknya di semua lini kehidupan. Emosi yang terkendali dan dikelola dengan baik, akan mendatangkan keuntungan yang tiada habisnya bagi yang bersangkutan.

Saya sendiri merasa kurang bisa mengendalikan emosi, ini terbukti saat tiba waktu berbuka disore hari itu. Saking haus dan lapar, saat saya menghadapi sepiring nasi Padang disore itu, ketika mencium aroma nasi yang pulen seperti ketan dan lauk yang berbumbu balado dengan warna merah cerah dan menarik, saya lupa akan penyakit maag saya…

Dengan lahap saya habiskan lauk berbumbu pedas itu.. Apa akibatnya ? Sudah dapat ditebak, kemarin satu hari penuh saya merasakan lambung saya meradang lagi : sakit di uluhati yang sangat nyeri dan bila diraba terasa padat-keras. Saya sangat banyak bersendawa dan kepala terasa terbelah. Itu semua rasa yang paling tidak saya sukai. Saya harap, dengan kejadian itu “I’ve learned my lesson” jangan terulang lagi, kapok…

Apabila masing-masing dari kita berusaha mengendalikan emosi dengan baik, niscaya tidak akan ada lagi yang namanya egoisme. Tidak ada lagi rasa ‘tidak peduli’ pada orang lain, masa bodo tetangga tidak makan, dst. Tidak ada yang ingin menang dan untung sendiri, dikala orang lain disekitarnya kalah dan tidak beruntung. Yang diutamakan adalah kebersamaan : ‘berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’.  Kapan tradisi lama itu akan kembali dalam kehidupan kita sehari-hari? Wallahu alam…

Popularity: 4%

Posted Thursday, September 11th, 2008 at 1:55 pm
Filed Under Category: Bahasa, Life
You can leave a response, or trackback from your own site.

4 Responses to “Mengelola Emosi paling penting dibandingkan melawan rasa haus dan lapar dibulan puasa ini”

  1. 4
    Dr. Sukma Says:

    Halo fadhli,

    Met pagi juga. Mengelola emosi sebenarnya gampang2 susah dan tidak setiap orang bisa melakukannya.
    Terutama bila masih usia belasan sampai tingkat mahasiswa, pada usia ini rasanya setiap orang menjadi temperamental. Jadi tindakan anda memukul kemarin, termasuk dalam batas wajar diusia anda.

    Saya salut, bahwa sebagai anak muda anda sadar diri dan ingin bisa mengendalikan emosi anda. Caranya bisa dengan melakukan meditasi, setiap hari 2 kali yaitu pagi dan malam sebelum tidur. Kalau tidak memungkinkan, cukup satu kali, pada malam hari.

    Lakukanlah seperti orang melakukan latihan Yoga. Duduk bersila dilantai, dengan mata terpejam tarik nafas dalam-dalam, lalu dihembuskan juga secara perlahan-lahan. Begitu terus ber-ulang2 sampai anda merasakan ketenangan dan keheningan disekitar anda. Anda merasa seorang diri diruang kosong-hampa tanpa ada bunyi2an. Hening dan sepi.. Insya Allah setelah melakukan meditasi selama seminggu, mulai dapat dirasakan perbedaan sudut pandang menghadapi berbagai persoalan hidup dengan tenang, dingin dan bijaksana. Amien..

  2. 3
    muhammad fadhli Says:

    pagi dok yg cntik… fadli mau nanya… fadli kan seorang pemain bola,, antara teman2 yang bermain bersama di klub bola, fadli dikenal sangat emosi,, contohnya saat tanding 3 hari yang lalu,, karna emosinya,, fadli sampai memukul lawan hingga berdarah.
    masalahnya, apa sifat ini bisa dihilangkan?
    apa ada faktor lain yang tidak normal didalam tubuh sehingga ini sering terjadi? trims ya dok..

  3. 2
    Dr. Sukma Says:

    Halo Kus,

    Makasih masukannya. Akan segera saya coba, karena sangat simple dan gampang.

    Mudah2an gannguan maag saya hilang seterusnya.

  4. 1
    Kus Says:

    Denny, minumlah air tepung kanji begitu bangun pagi dan sebelum tidur/istirahat malam. Campurannya : 200 cc air temp.kamar (tidak panas tidak dingin) dicampur dengan satu sendok makan tepung kanji (bisa dibeli di super market atau pasar tradisional) tambahkan garam secukupnya. Dijamin mag dan semua gangguan pencernaan Denny akan lenyap seterusnya. Selamat mencoba.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe