BANGKOKHidup diabad menjelang 21 ini, terasa semakin ‘hectic’, sibuk, berisik penuh aktivitas dan jauh dari ketenangan. Semua orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, untuk mencapai target duniawi disemua lini…

Ketenangan alam dari burung berkicau diantara dedaunan pohon yang rindang, air gemericik mengalir diselokan maupun parit diantara persawahan dengan angin yang semilir sudah tidak terdengar lagi. Semua itu hanya khayalan dan ilusi belaka yang jauh dari kenyataan…

Pembalakan liar dihutan-hutan tropis ini telah menggunduli alam semesta sehingga bumi menjadi gersang, cuaca semakin panas dan tanah menjadi retak-retak. Temperamen manusiapun ikut-ikutan menjadi panas, tidak bersahabat dan gampang bentrok akibat stress menghadapi kehidupan sehar-hari. Toleransi terasa sudah tidak ada lagi…

Pada saat stress, terbanyak diproduksi hormon cortisol yang dihasilkan  kelenjar adrenal. Cortisol akan mengakibatkan tekanan darah meningkat, denyut nadi bertambah, muka kemerahan,  keringat mengucur deras, dan semua gejala seperti yang biasa kita dengar dalam slogan ‘memicu  adrenalin’ …

Sampai saat ini yang dikenal sebagai anti-stress adalah Omega-3 yang banyak didapat dari berbagai jenis ikan : sarden, mackerel, tuna, patin, salmon, dst. Omega-3 selain berdampak anti stress juga meningkatkan  daya ingat. Bila dikonsumsi anak-anak, maka dapat kita lihat pada peningkatan prestasi belajar anak di sekolah. Nilai rapor dapat dipastikan akan memuaskan, bila dalam menu harian mereka selalu terdapat omega-3.

Kalsium merupakan mineral penting yang sangat dibutuhkan manusia. Selain untuk memperkuat tulang dan gigi, kalsium akan mengikat lemak dalam empedu dan lanjut mengeluarkannya lewat BAB. Hal ini bersifat menguntungkan, karena akan mencegah overweight atau obesitas dan mencegah penyakit jantung. Jadi kalsium secara tidak langsung akan melangsingkan tubuh dengan cara mengikat dan mengeluarkan lemak lewat BAB,  dan dampaknya juga akan mencegah penyakit jantung koroner.

Apabila empedu diserap kembali oleh usus halus, maka akan terbentuk kholesterol yang merugikan kita. Hal ini terjadi, bila dalam menu sehari-hari kita kekurangan kalsium, sehingga lemak dalam empedu yang ada di saluran cerna tidak ada yang mengikat karenanya empedu akan diserap lagi oleh usus halus dan kembali menjadi kholesterol.

Mengenai gula, semua kita sudah tahu kelebihan gula dalam darah akan mengakibatkan penyakit Diabetes Mellitus (DM). Disampaing itu konsumsi gula akan menjadikan tubuh kita seperti ‘karung gula’, alias gemuk atau obese dan pastinya tidak sedap dipandang..

Konsumsi garam dapur (NaCl), karena bersifat menahan/menyerap air, maka tubuh kita akan menjadi berat, kelebihan air. Garam  akan menaikkan tekanan darah, karena kadar NaCl yang tinggi didalam darah turut menambah viskositas/kekentalan darah..

Jadi kedua-duanya gula dan garam adalah musuh yang merugikan tubuh kita. Sebaiknya dihindari keduanya, dengan membiasakan diri dan membiasakan lidah beradaptasi dengan rasa hambar yang menyehatkan. Jangan suka makanan manis dan asin, karena yang terasa enak dilidah biasanya berdampak buruk bagi kesehatan.

Minyak goreng diperlukan untuk menggoreng makanan. Tapi semua makanan goreng ini akan mengandung kholesterol yang bila dibiasakan dikonsumsi setiap hari, akan meningkatkan kadar kholestertol darah kita dengan hasil akhir penyakit jantung koroner. Kita semua ingin sehat, karenanya beralihlah ke makanan rebus. Meskipun rasanya hambar, lidah akan menyesuaikan diri dan kita akan terbiasa makan rebusan dengan senang tanpa ada rasa yang kurang, karena tahu dampaknya sehat…

Dengan demikian, bila terjadi kelangkaan gula dan minyak goreng di pasaran, hal tersebut bukan musibah akan tetapi anugerah. Karena akan lebih menyehatkan kita semua. Jadi janganlah berdemo, kasihan pemerintah dan hanya membuang-buang energi  yang seharusnya dapat kita gunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja.  Pikirkanlah dampak positif dari kelangkaan tersebut, yaitu kita semua semakin sehat..

Di Amerika Serikat saat ini sudah tersedia makanan yang jauh lebih sehat dibandingkan makanan sebelumnya. Dengan label ‘best life’ warna hijau, kita sudah dapat memilih makanan yang kita sukai dengan kandungan rendah garam dan dijamin sehat, karena telah dilakukan perbaikan nilai gizi dan pengurangan bahan berbahaya bagi kesehatan. Semoga kita di Indonesia juga segera dapat menikmati makanan sehat yang sudah teruji di laboratorium gizi dan kesehatan itu…

Popularity: unranked

Posted Monday, June 23rd, 2008 at 12:58 pm
Filed Under Category: Bahasa, Life, Popular Health
You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe