ALICIAPenyakit tuberkulosis (TBC), yang kumannya pertama kali ditemukan oleh Robert Koch telah saya ketahui sejak tahun 50-an, ketika masa anak-anak dulu. Tetangga kami ada yang menderita TBC paru. Jadi sering mendengar tentang batuk darah, dst yang sangat menakutkan kala itu. Penderita akan meninggal secara pelan tapi pasti, karena keterbatasan obat yang ada.

Diakhir tahun 70-an, sebelum ditemukannya penyakit AIDS, kasus TBC paru pernah mereda sampai jumlah yang sangat minim di Indonesia.

Tetapi saat ini setelah merebaknya HIV-AIDS, penyakit TBC tidak berkurang, namun bertambah. Bertambah dalam jumlah pasien dan bertambah pula organ yang dapat terkena, tidak terbatas hanya pada paru-paru. Malahan dinegara maju seperti Eropa, Amerika dan Australiapun  kasus TBC dijumpai dengan insidensi yang meningkat, sejalan dengan peningkatan jumlah kasus HIV-AIDS. Kenapa begitu?

Tuberkulosis dimasukkan kedalam golongan infeksi opportunistic, yaitu infeksi yang akan muncul dan menjadi berat, jika tubuh seseorang dalam keadaan lemah atau pada saat daya tahan tubuh seseorang menurun atau menjadi lemah. Contoh : pada penderita HIV-AIDS, pada penerima cangkok organ karena resipient ini harus mendapat terapi steroid/immunosupressant yang bertujuan untuk menghindari/menekan reaksi penolakan terhadap organ yang baru dicangkokkan kedalam tubuh penerima tersebut. Kondisi tubuh yang lemah juga pada mereka yang menjalani khemoterapi , obat keras untuk pengobatan penyakit kanker yang sedang dideritanya.

Waktu kecil yang saya tahu hanyalah  TBC paru dan TBC yang mengelilingi pangkal leher bawah, sehingga membentuk mata kalung (beads), melingkari leher dan seringkali pecah mengeluarkan nanah yang sekarang saya tahu itu disebut scrofuloderma. 

TBC adalah salah satu penyakit yang dapat menyebar luas, ke seluruh tubuh : paru, ginjal, hati, limpa, tulang belakang, bahkan ke otak, kulit, kelenjar getah bening, payudara, rahim, ovarium, testis, kandung kemih, urethra, dll. Jadi dimana-mana bisa terjadi infeksi TBC. Belakangan saya sering mendapat kasus TBC di payudara (mastitis TBC) dan di rahim (endometritis TBC).

Dokter klinisi tadinya berpikir bahwa kasus tersebut adalah tumor payudara atau tumor dan atau hiperplasia endometrium (penebalan lapisan dalam rongga rahim). Setelah dilihat dibawah mikroskop, ternyata  kedua kasus itu hanyalah peradangan oleh kuman tuberkulosis. Jadi terlebih lagi bagi kita dinegara sedang berkembang (Asia & Afrika), sebenarnya kita masih asyik berkutat menghadapi penyakit infeksi yang menjadi masalah primer dibidang kesehatan.  

Bagi saya kejadian seperti ini surprise, karena jarang sekali ditemukan kasus TBC ditempat janggal dan tidak lumrah seperti payudara dan rahim. Sedangkan bagi pasien temuan adanya peradangan khronik-spesifik(TBC) adalah menguntungkan. Artinya dibandingkan dengan tumor/kanker, maka infeksi TBC jauh lebih mudah diobati dan disembuhkan dibandingkan penyakit kanker.

Kenapa bisa terjadi peradangan TBC ditempat yang tidak biasa tersebut? Jawabannya adalah lagi-lagi karena life style. Masyarakat  modern sekarang ini suka bereksperimen dalam segala hal, termasuk dalam bercinta, dll.  Jadi terimalah risikonya…

Popularity: unranked

Posted Saturday, June 28th, 2008 at 4:55 pm
Filed Under Category: Bahasa, Popular Health
You can leave a response, or trackback from your own site.

9 Responses to “Tuberkulosis, bukan hanya di paru, tetapi di payudara, rahim dan testispun bisa”

  1. 9
    zahra Says:

    dok, saya terkena mastitis tb
    saya sudah menjalani pengobatan masuk bulan ke 4 ini…saya memakai oat paketan dari puskesmas….
    sama g oat paketan dg yg resep dokter (tingkat kemanjurannya)
    bagaimana bila ditengah – tengah pengobatan saya hamil dok…soalnya sudah 2 tahun menikah belum dikaruniai buahh hati..bila harus di cegah rasanya sayang sekali

  2. 8
    Dr. Sukma Says:

    Hai Sinta,

    Radang TBC, baik di paru maupun organ lain MINIMAL minum OAT/ obat anti tbc selama 6(enam) bulan.. Kalo tidak minum obat seperti aturan itu, atau sama sekali tidak minum obat maka dapat dipastikan penyakit akan meluas dan menyebar via aliran darah ke organ lain : psaru bahkan sampai ke otak. Jadi seriuslah berobat.

  3. 7
    sinta Says:

    dr.sukma.apakah tbc payudara musti minum obat tb selama 6 bulan.kalau seandainya tidak minum obat tbs nya,apakah ada pengaruhnya.tks

  4. 6
    Dhira Says:

    Dokter yg baik…
    Saya gadis berusia 29 th, blm menikah dan blm prnh melakukan hubungan sex. Rencananya saya akan menikah pertengahan tahun 2010.
    awalnya 3 bln lalu saya mengalami keputihan yg tdk biasa dan diselingi flek, hasil pemeriksaan dokter ada sejenis bakteri dan sy diberi antibiotik. Namun disamping itu ditemukan ascites diperut saya, dan 2 bln terakhir sy mengalami haid yg lama skitar 22 hr.Stlh sy cek ke berbagai dokter, hasil yg sy dapatkan stlh d USG melalui dubur adalah sy “suspek polip endometrium, salpingitis kanan dan kista endometrium tuba kiri, DD/proses spesifik genitalia interna” menurut dokter yg perlu diperhatikan ada indikasi TBC rahim. Bgmn saran dokter?? apa penyebabnya?? padahal sy & keluarga tdk punya riwayat TBC paru.
    Terima kasih atas sarannya….

  5. 5
    Dr. Sukma Says:

    Halo Rany/Restyani,

    Bisa punya anak, ASAL bereskan dulu infeksi TBC didalam rahim anda. Berobatlah sampai tuntas, JANGAN DROP-OUT.

    Biasanya penderita bosan minum obat terus-menerus selama 6 bulan, dan inilah kenapa sering pengobatan TBC tidak sukses alias drop-out.Dibutuhkan compliance yang tinggi terhadap terapi. Anda pasti bisa dengan kemauan kuat demi mendapatkan keturunan.

  6. 4
    restyani Says:

    hai dok,

    sy rany, bln lalu sy dinyatakan positif terkena TBC rahim, sy mau tanya, apa sy bisa punya anak dok?? thanks atas jawabannya

  7. 3
    Dr. Sukma Says:

    Halo Fe,

    TB rahim memang menjadi salah satu penyebab anda belum juga punya momongan.Biasanya akan terjadi keguguran, setiap kali terjadi konsepsi/ pembuahan. Kuman TBC akan menghalangi pertumbuhan janin, sehingga terjadi abortus/ keguguran.

    Sebaiknya obati tuntas kelainan anda. Minum obat TB teratur dan dalam jangka waktu panjang, minimal 6 bulan bisa lebih. Setelah dinyatakan normal, barulah anda rencanakan punya momongan, Ok.

  8. 2
    fe Says:

    hi Dr. Sukma, pls advise ya.
    saya 30 th, menikah 4 th blum dikaruniai anak.
    sdh 5 bulan ini saya tidak haid. waktu gadis, haid saya banyak tp semakin lama semakin sedikit & akhirnya udh 5 bln gak haid. sy periksa ke obgyn, diberi lutenyl tp tidak haid jg. di usg transv, tidak klihatan sel telur. akhirnya sy di biopsi/kuretese. dr hasil lab patalogi tgl 16 jan o8 kmrn diket kl sy suspect tb rahim & di rujuk ke ahli paru. aduh, dokter… sy takut bgt. sebelum bsk saya ke ahli paru2, dokter bs tolong kasih advise ke saya pengobatan tb rahim itu gmn? dan kl hamil pas pngobatan itu bisa, kah? terimakasih sebelumnya, dokter…

  9. 1
    Barney Rowland Says:

    fothergilla foraminiferous knabble proeducation actless eagless tach microphthalmia

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe