OZONOzon adalah atom oksigen bebas (O nasens), yang terdapat diatas atmosfir bumi. Lapisan ozon berfungsi sebagai filter dan shelter bagi seluruh isi planet dunia : manusia, binatang dan tumbuhan terhadap radiasi sinar ultraviolet-B (UV-B) yang sangat berbahaya.

Bahaya radiasi UV-B antara lain menimbulkan kanker kulit melanoma maligna, juga meniadakan fungsi vaksinasi. Penyakit yang dapat dihindari dengan vaksinasi akan muncul meski telah divaksin akibat radiasi UV-B seperti : TBC, campak, cacar air, herpes, malaria, kusta, infeksi jamur/candidiasis dan investasi parasit seperti leishmaniasis. Terakhir,  UV-B juga penyebab terutama kebutaan akibat katarak. 

Lapisan ozon berada dilapisan stratosfer, pada ketinggian 18-45 km dari permukaan bumi. Penelitian US Environmental Protection menyatakan bahwa penipisan satu persen(1%) saja dari lapisan ozon akan meningkatkan angka penderita katarak sebesar 100 ribu-150 ribu kasus. Dan bila penipisan lapisan ozon terus berlangsung, maka angka tersebut akan semakin meningkat pula.  WHO telah mencatat, bahwa katarak merupakan penyebab kebutaan pada 17 juta kasus ‘blindness’ diseluruh dunia.

Adapun bahan kimia yang dianggap sebagai perusak ozon (BPO) seperti : Chloro Fluoro Carbon (CFC)/ freon, Carbon Tetrachloride (CCl4), Methyl Chloroform, dan Methyl Bromide yang banyak digunakan sebagai unsur pembuatan pestisida.

Lantas, bagaimana upaya seluruh masyarakat penghuni dunia ini untuk mengurangi BPO ?  Beberapa cara yang dapat mengurangi BPO, seperti : jangan merokok. Sebab pada rokok dengan kadar tar yang rendah, sebagai ganti tar digunakan CFC untuk pengembang. Perusahaan rokok berlomba menurunkan kadar tar demi mengurangi dampak terhadap kesehatan, namun efek sampingnya berupa penipisan lapisan ozon akibat tingginya CFC. Selanjutnya gunakan pendingin ruangan dan lemari es yang non-CFC. Lalu alat penyemprot, seperti aerosol obat nyamuk dan parfum spray gunakan yang non-CFC. Kemudian mengurangi penggantian jok mobil, sofa, kasur busa, sol sepatu dan termos es, dimana kesemuanya itu menggunakan pengembang BPO.

Gas pemadam kebakaran juga dari halon diganti ke gas mengandung CO2 dan busa non-CFC. Demikian pula dengan dry cleaning, pembersih sirkuit elektronik yang menggunakan BPO. Last but not least, sudah tentu hindari menggunakan pembasmi hama yang memakai methyl bromide sebagai bahan aktif.

Selain dampaknya terhadap berbagai penyakit tersebut, penipisan ozon juga berperan pada pemanasan suhu planet bumi (global warming). Akibatnya sudah dapat kita rasakan pada saat ini, berupa perubahan iklim yang sangat tidak lazim, seperti : hujan es di Jakarta dan Bekasi beberapa waktu lalu. Lapisan es di kutub utara dan kutub selatan yang telah mulai meleleh, meninggikan permukaan air laut sehingga terjadi air pasang yang teramat tinggi layaknya badai Tsunami.

Menyediakan lahan untuk taman rekreasi dan olahraga dan juga sebagai paru-paru yang menghasilkan oksigen bagi warganya ditengah kota Jakarta, sepertinya masih jauh dari kenyataan. Hal ini menyangkut mental pemimpin, pembuat keputusan yang imannya gampang digoyahkan oleh materi dan harta dunia. Demi keuntungan pribadi dan sesaat, rela merubah status taman menjadi kompleks mall/ pertokoan dan sentra bisnis lainnya. Lihat saja Plaza Senayan dan Senayan City.

Mari kita bandingkan dengan kota metropolitan New York, yang mempunyai taman yang sangat luas yaitu Central Park seluas 200 hektar, persis didepan The Mount Sinai Hospital tempat saya fellowship dulu. Lokasi Central Park sangat strategis, andai saja mental Walikota New York sama seperti pemimpin di Jakarta, merelakan taman itu menjadi shopping center, bayangkan berapa ratus juta dollar US yang masuk ke kantong pribadinya. Dengan luas 200 hektar dan lokasi prima di Manhattan, wajarlah.

Central Park sudah ada sejak lebih dari 150 tahun yang lalu, karena usia The Mount Sinai Hospital pada 2001 saat saya masih disana adalah 150 tahun. Kelihatan dari dokumentasi rumah sakit itu, pohon-pohon diseberang RS yang sekarang ini kita kenal sebagai  Central Park. Posisinya diseberang jalan raya Fifth Avenue yang tersohor itu, beberapa bagian taman ini berada diatas jalan raya sehingga getaran mobil yang berlalu-lalang dibawah taman yang kita injak saat berjalan mengelilingi taman itu, dapat kita rasakan dengan jelas..

Selain rumput dan pepohonan yang rindang dari jenis oak, terdapat pula kolam dimana angsa putih bersliweran berenang sambil sesekali memasukkan paruhnya mencari makan didasar kolam. Ada 1-2 perahu kecil yang bisa digunakan oleh pengunjung Central Park. Pemandangan ini seperti dalam filmnya Kevin Costner dan aktris muda yang saya lupa namanya…. Oops, saya ingat : Wynona Rider yang dalam cerita film itu akhirnya meninggal karena leukemia. Sangat indah dan romantik film itu. Ada film lain yang mengambil sebagian settingnya di Central Park, yaitu ‘Maid in Manhattan’, dibintangi si ‘sexy hottie Hispanic’, JLo alias Jennifer Lopez.

Sepanjang jalan kecil (path) di tengah taman itu, tampak para joggers dengan baju sport dan sneakers pada pagi dan sore hari. Terkadang ada pengunjung membawa anjing kesayangannya berjalan-jalan dan bila sudah lelah, dapat melemaskan otot-otot kaki dengan duduk bersandar di bangku-bangku yang tersedia sambil menikmati pemandangan taman yang hijau menyejukkan..

Ada pengunjung yang datang ke Central Park khusus untuk membaca novel, dll menghabiskan waktunya berjam-jam di taman itu. Pernah juga saya melihat artist pelukis yang menggambar situasi taman dengan pepohonan yang menjadi tempat relaksasi the New Yorkers itu..  Kapan kita di Jakarta seperti itu ?

Popularity: unranked

Posted Tuesday, July 29th, 2008 at 12:06 pm
Filed Under Category: Bahasa, Environment
You can leave a response, or trackback from your own site.

4 Responses to “Penipisan lapisan Ozon dan pemanasan global, tanggung jawab masyarakat dunia”

  1. 4
    neles Says:

    terima kasih lewat blog ini dapat memberikan kontribusi bagai para pencari informasi

  2. 3
    Dr. Sukma Says:

    Halo Nidu san,

    Solusinya mungkin dengan re-vaksinasi berkala. Artinya pada individu dilakukan vaksinasi ulangan secara periodik, misalnya setiap 2-3 tahun sekali. Bila lapisan ozon normal-tidak seperti saat ini yang ongoing menipis- maka untuk TBC misalnya hanya diperlukan vaksinasi sekali seumur hidup.

  3. 2
    Nidu san Says:

    dampak dari penipisan lapisan ozon sangat banyak. salah satunya bisa menyebabkan penyakin walaupun sudah di vaksin. terus bagaimana penanggulangannya? apakah bisa selain di vaksin?

  4. 1
    Clarence Lynn Says:

    ruffler saccharulmin lahuli endoss frankhearted indulto disencharm cornbinks

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe