BATAMBALERANGSaya sangat terkesan dan merasa sangat prihatin, setelah mendengar dan melihat paparan yang begitu lugas dan tuntas mengenai kondisi ekologi planet bumi oleh mantan wapres Amerika Serikat Al Gore dalam program televisi Discovery Channel.

Betapa tidak, semua data dan grafik yang dibuat oleh para akhli lingkungan, termasuk professornya ditampilkan beserta gambar-gambar bumi yang diambil dari pesawat antariksa begitu dahsyat, mencengangkan sekaligus mengerikan.

Lapisan gletser yang telah sangat menipis diserta retaknya bongkahan es di kutub utara dan kutub selatan sangat mengkhawatirkan, bila tidak segera dilakukan resusitasi, istilah kedokteran yang digunakan untuk mencoba melakukan pertolongan disaat kondisi pasien sangat kritis layaknya CPR (cardio pulmonary resucitation).

Iya, persis. Planet bumi ibarat pasien yang sangat kritis tadi yang harus segera dilakukan CPR, bila tidak ingin nyawanya melayang. Riwayat bumi akan segera berakhir, bila tidak secepat mungkin dilakukan resusitasi.

Pemanasan global mengakibatkan temperatur daratan dan laut naik. Kenaikan suhu air laut yang sedemikian tinggi seperti saat ini, akan memicu terjadinya badai tropis dimana-mana seperti : Katrina, Ike dst. Badai disertai angin puting beliung merupakan fenomena alam yang terjadi akibat tingginya suhu air laut yang menimbulkan gumpalan awan hujan dan badai hurricane dengan kecepatan super yang akan menerjang dan memporak-porandakan apa saja yang dilaluinya. 

Suhu tinggi didaratan akan menguapkan air dalam tanah sedemikian hebatnya, apabila suhu bumi seperti pada saat ini. Tidak heran akibat penguapan air tanah yang sangat berlebihan, terjadilah retak-retak dan bongkahan tanah kering-kerontang seperti keadaan di Nusa Tenggara Timur dan Afrika..

Sudah banyak para pakar dibidangnya yang menulis, berbicara dan mengajak seluruh ummat manusia untuk segera menghentikan kebiasaan buruk peradaban manusia yang menjadi penyebab buruknya kondisi kesehatan planet bumi ini. Namun, belum cukup perlakuan dan tindakan bersahabat yang kita lakukan terhadap bumi kita yang sedang sakit kritis ini.

Dari semua faktor pemicu terjadinya pemanasan global, terbesar  peranannya adalah terjadinya kebakaran lahan dan hutan di setiap pelosok planet bumi ini. Sudah menjadi langganan setiap tahun dimusim panas adalah kebakaran hutan di  Australia, di California, Amerika Serikat dan negara-negara lain termasuk Indonesia memberikan kontribusi terbesar terjadinya global warming…

Di Indonesia, lihat saja : masih banyak yang membakar lahan untuk membuka perkebunan sawit di provinsi Riau. Kepada gubernur Riau yang baru saja terpilih, sebaiknya dibuat undang-undang anti pembakaran lahan dan hutan (karhutla), apabila UU-nya sudah ada segera diaplikasikan dengan memberi ganjaran hukuman penjara jangka panjang  atau denda dengan nominal sangat besar kepada para pembakar lahan dan hutan agar memberi efek jera kepada seluruh masyarakat. Mengingat dampaknya yang bukan main, luar biasa dahsyatnya mengancam  kelangsungan hidup seluruh ummat manusia…

Untuk penerapan UU karhutla sebaiknya tidak ada kompromi, tidak pandang bulu siapapun pelakunya : perorangan, perusahaan, sindikasi, dll. Dan tidak ada penyuapan yang masuk kekantong pribadi. Ingat dosa dan akibatnya pada kelangsungan hidup spesies manusia yang adalah anak-cucu generasi baru kita semua..

Minimal yang dapat masing-masing dari kita disumbangkan untuk tujuan resusitasi planet bumi ini yaitu : menekan produksi gas CO2 (karbon dioksida). Untuk tujuan  ini sudah dilakukan penanaman berjuta-juta pohon diseluruh dunia, yang dampaknya baru dapat dirasakan setelah pohon yang ditanam itu cukup besar dan  berdaun rindang. Dedaunan akan menyerap CO2 di udara dan menghasilkan oksigen (O2) disiang hari lewat proses photosintesis. Oksigen amat sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup yang aerobic seperti manusia.

Cara lain menekan produksi gas CO2, antara lain : beli lampu yang hemat energi, lakukan chek berkala terhadap gas buangan kendaraan kita apakah itu sepeda motor, mobil, bajaj, angkot, bus kota, bus AKAP, dst.  Adakah gas CO2 yang dihasilkan sudah berlebihan ? Bila ya, lakukan sesuatu untuk mengeliminir atau meminimalisir kondisi itu. Kemungkinan ada salah satu part atau onderdil yang harus diganti. Untuk bus kota yang gas buang CO2 nya demikian besar, sebaiknya jangan dioperasikan dulu. Sampai masalah itu dapat diatasi atau dilakukan peremajaan bus angkutan yang sudah tua…

Yang juga bisa masing-masing dari kita lakukan untuk resusitasi bumi adalah menekan angka kelahiran. Lakukan program keluarga berencana. Sebab, bila populasi bumi yang saat ini sudah 4 miliar akan terjadi penambahan sedemikian cepat dan berakibat pada kebutuhan air, udara, tanah, perumahan, sandang,  pangan, dst yang pasti akan sangat meningkat.

‘Baby booming’ bila dibiarkan, akan memperparah kondisi perut bumi dan segala isinya dibandingkan apa yang sudah terjadi saat ini : exploitasi bumi makin berlebih-lebihan, over-exploited, sehingga menimbulkan kerusakan fatal pada lingkungan hidup kita dengan segala dampak yang sudah dapat kita rasakan mulai saat ini.

Pemanasan global berakibat berubahnya pola penyakit terutama yang dibawa oleh nyamuk sebagai vektor, seperti : malaria, dengue, West nile virus, dst. Juga penyakit yang disebabkan bakteri tuberkulosis (TBC). Dengan bumi semakin panas, maka serangga yang biasanya hidup di daerah tropis, bisa berkembang biak secara normal di daerah subtropis di utara dan selatan, karena suhu dan iklim yang berubah…

Masing-masing dari kita juga dapat melakukan penghematan pemakaian air. Masyarakat perkotaan dengan mudahnya menghamburkan air untuk cuci mobil, dst. Sementara sumber air bumi sudah semakin tipis. Gletser sebenarnya adalah cadangan air bagi kehidupan disekitarnya seperti padang tundra yang ditumbuhi tanaman dan beruang es yang habitatnya disana. Al Gore menyebutkan gletser sudah sangat menipis, demikian pula danau Chad di Afrika, yang selama ini menjadi sumber air bagi banyak negara, pada saat ini hampir kering dengan terjadinya penyusutan debit airnya dari waktu ke waktu.

Dan lihat saja beberapa daerah kering di Indonesia yang terparah di Nusa Tenggara Timur dimana tanahnya retak-retak seperti kue, karena sungai, danau dan sumber air lainnya sudah hampir tidak ada lagi alias kering-kerontang. Pantas saja Glenn Fredly dan kawan-kawan sangat tergugah untuk membuat yayasan ‘Green Music Foundation’ untuk mengupayakan perbaikan lingkungan kekeringan yang dimulai dari satu desa ke desa yang lain. Lalu dari satu daerah ke daerah lain, dst..

Saya dibuat terperangah, saat mengetahui ayahanda Al Gore serta merta menutup ladang pertanian tembakau yang telah digeluti oleh keluarga ini sejak beberapa dekade. Alasannya, karena putrinya dan satu-satunya saudara kandung Al Gore yang bernama Nancy Gore meninggal akibat kanker paru. Nancy memang perokok berat. 

Sebenarnya disini diuji antara keuntungan financial yang masuk kekantong pribadi disatu pihak dan  penyelamatan ummat manusia dari kanker paru dipihak lain. Ternyata keluarga Al Gore memilih dan membuat satu keputusan yang mulia, untuk menutup perkebunan tembakau yang menjadi mata pencaharian keluarga Al Gore, karena nikotin telah terbukti membunuh ummat manusia lewat rokok yang dihisap.

Al Gore memang pantas mendapatkan penghargaan Nobel untuk perdamaian dengan melakukan usaha penyelamatan lingkungan. Marilah kita dukung segala upaya yang telah dan akan dilakukan demi menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan planet bumi tempat kita hidup ini. Lakukanlah sesuatu, meski sekecil apapun. Dan mulailah dari diri kita sendiri…

Popularity: 3%

Posted Monday, October 6th, 2008 at 12:23 pm
Filed Under Category: Bahasa, Environment
You can leave a response, or trackback from your own site.

8 Responses to “Global Warming, visi Al Gore sangat berdasar dan mengetuk hati untuk menyelamatkan lingkungan”

  1. 8
    Dr. Sukma Says:

    Halo Dede,

    Setahu saya semua bahan bakar akan menghasilkan gas CO2 sebagai hasil oxidasi. Baik itu bio fuel, fossil fuel maupun gasoline/bensin yang terbanyak digunakan saat ini.

    Bedanya hanya pada banyak atau kuantitas gas CO2 yang dihasilkan, ada yang sedikit, sedang dan banyak. Bio- fuel katanya paling minim menghasilkan gas CO2. Jadi pada hakekatnya proses oxidasi untuk menghasilkan energi akan selalu menghasilkan gas CO2, bila pembakarannya sempurna.

    Bila tidak sempurna oxidasi itu, akan dihasilkan gas CO yang beracun dan mematikan, seperti yang biasa terjadi bila knalpot mobil bocor, kita berada didalam mobil sedangkan AC mobil tetap dinyalakan dengan semua pintu mobil tertutup. Maka yang berada didalam mobil akan mati lemas keracunan CO.

  2. 7
    Dede Says:

    Global warming? :) tapi di Indonesia fossil fuel (minyak dan batu bara) tetap dipakai tuh… Penyumbang CO2 kan fossil fuel. Gimana dong ?

  3. 6
    Dr. Sukma Says:

    Halo muhammad fadhli,

    Menurunkan berat badan dengan merokok, itu kurang tepat. Karena setelah terbiasa merokok, nanti anda akan susah menghentikannya. Daripada beresiko kena kanker paru, dll mendingan agak gemuk, tetapi sehat. Cara menurunkan BB dengan tepat yaitu melakukan olahraga/fitness atau berenang, pokoknya membakar lemak tubuh. Jangan makan nasi, cukup sayur dan buah serta hindari makanan manis, asin dan berlemak.

    Global warming berdampak perubahan pola penyakit, yaitu penyakit yang bisanya dinegara tropis bisa jadi meluas ke negara subtropis dan negara2 bermusim empat (Eropa, Amerika Utara, Kanada, New Zealand). Kanker kulit (melanoma maligna) dapat dengan mudah terjadi, bila seseorang tidak terlalu sering terpapar sinar UVB dari sinar matahari. Ini akibat suhu udara yang sedemikian tinggi di atmosfir bumi pada saat ini.

  4. 5
    muhammad fadhli Says:

    pagi dok…
    fadli dari kelas pikes B
    saya mau tanya apa dengan merokok seseorang itu bisa menurunkan berat badan?
    dok… sekarang kan marak dengan nama nya global warming, apa dampak bagi diri kita sendiri kususnya bagi kesehatan kita? penyakit apa yang bisa menyerang kita kalau masalah ini terjadi trims ya dok…..

  5. 4
    Dr. Sukma Says:

    Hai DonyIrawan,

    Makasih kunjungannya ke blog ini. Saya sangat setuju dengan ide menghijaukan Pekanbaru dengan berjuta pohon, sehingga nantinya akan menjadi kota hijau dengan udara nyaman dan sejuk.
    Segala sesuatu sebaiknya dimulai dari diri sendiri : habis makan durian, bijinya ditanam, dst..
    Insya Allah diseantero nusantara akan mengikuti gerakan ‘go green’ ini. Amien.

  6. 3
    DonyIrawan Says:

    Hallo Dr.Sukma,
    Luar biasa.. ditengah kesibukan yang padat, Dokter masih sempat menggugah kita tentang issue global warming. Saya ada usulan, gimana kalo kita mulai buat pembibitan pohon, tapi jangan dipikirkan nanti berbuah apa tidak. Yang penting “ada pohon yang ditanam”.
    Dari biji buah-buahan yang kita santap (rambutan, mangga, kelengkeng, bahkan durian..nah di Pekanbaru kan durian sepanjang tahun..), mari kita gerakkan langkah untuk “menghijaukan” lingkungan sekitar kita biar bisa “adem”. Kita bisa mulai sebagai pelopornya ..
    please wellcome http://donyirawan.wordpress.com/2008/07/03/ayoo-tanam-pohon-sekarang/
    thankyou,
    rgd,
    dony

  7. 2
    Dr. Sukma Says:

    Halo Dea,

    Anda baru berumur 18 tahun, teenager gitu. Jadi hormon dalam tubuh anda masih labil. Pada kondisi seperti itu, biasanya suka timbul jerawat.

    Pada kasus anda berenang di terik matahari akan memicu terbentuknya pigmen melanin berlebihan akibat radiasi sinar Ultra Violet B. Apalagi bila lupa mengoleskan Sunblock Cream sebelumnya sebelum anda berenang dan beraktivitas diudara terbuka.

    Sebaiknya anda mengkonsumsi banyak anti-oxidant seperti : broccoli,apel, dst. Sambil kulit muka dikompres dengan mentimun/cucumber, setiap ada kesempatan. Dan pada malam hari gunakan Serum C yang kaya vit. C yang dioleskan pada kulit wajah yang sudah dibersihkan sebelumnya.
    Akan memerlukan waktu 2-3 bulan untuk pulih. Insya Allah akan berhasil..

  8. 1
    dea Says:

    Asalamualaikum . . . .dok saya mahasiswi umur 18 taon . . .saya mo konsultasi sama dokter tentang kulit muka saya sekaranglagi bermasalah, awalnyasaya facial di salon kecantikan setelah itu saya berenang, gak tau kenapa muka saya jd banyak bintik htam gitu dok .apa yang harus saya lakuin dengan muka saya ini dok?

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe