Selama dua tahun menjadi ‘New Yorker’ tahun 2000-2002 saya berkesempatan menjelajah sebagian besar negara bagian di Amerika Serikat.

anggrek.jpgDan dari setiap negara bagian itu, saya selalu saja tergoda ingin mengunjungi monumen dari para bekas presiden Amerika Serikat. Sebut saja : Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, John F Kennedy, Jimmy Carter dan Ronald Reagan

Dengan melihat monumen setiap presiden tersebut, kita dapat menilai bagaimana rakyat Amerika Serikat sangat menghargai jasa-jasa mereka sampai saat ini.

Di Washington D.C. banyak sekali monumen yang menjadi tempat wisata seperti : National Monument, pohon dan bunga Cherry disepanjang sungai Potomac, monumen perang dengan tentara Jepang ‘Iwojima’, dan seterusnya.

Saya sengaja memilih monumen Presiden Lincoln dan Thomas Jefferson yang mendeklarasikan kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776.

Di negara bagian Masachusetts, sedikit diluar kota Boston, saya mengunjungi museum Presiden John F. Kennedy yang berhadap-hadapan dengan museum first ladynya Jackie Bouvier Kennedy.

Masing-masing John, suami maupun isterinya Jackie punya koleksi barang sendiri yang begitu banyak, sehingga tidak mungkin dimuat dalam satu gedung berbarengan.

Di gedung John F Kennedy bisa dilihat perjalanannya sejak kanak-kanak sampai menjadi presiden. Tampak keluarga besar Kennedy, dimana Rose ibunya melahirkan 9 orang anak termasuk John, Robert, Ted dan saudaranya yang lain

Visualisasi disertai audio dapat dilihat dan didengar bila kita menekan tombol semacam pesawat TV, yang dapat dilihat dan didengar berulang-ulang oleh para pengunjung.

Didalam museum Jackie Kennedy sebagian besar diisi koleksi baju dan gaun yang dipakai pada peristiwa penting, termasuk gaun pink dan topinya yang dikenakan Jackie saat terakhir bersama Presiden John F Kennedy yang ditembak didalam mobil terbuka di jalan raya Dallas, Texas yang menyebabkan kematiannya.

Sedikit diluar kota Atlanta, negara bagian Georgia, terdapat Carter Center yang berupa library/ perpustakaan dengan deretan buku dan barang pribadi mantan Presiden Jimmy Carter dan first lady Rosalind Carter. Saat saya berkunjung kebetulan pas spring, musim bunga, jadi dihalaman library terlihat bunga cantik aneka warna seperti Daffodil, dll.

Terakhir saya sempat berkunjung ke Thousand Oaks, negara bagian California dimana Reagan Library berada. Jalan menuju ke library berkelok-kelok cantik dengan tebing yang agak curam dan cahaya matahari California yang hangat.

Didalam library tampak patung Presiden Ronald Reagan berukuran besar, salah satunya sebagai cowboy ketika menjadi bintang film Hollywood.

Pada setiap kunjungan ke monumen masing-masing presiden itu, selalu saja saya lekatkan erat-erat kedua tangan saya menempel pada patung presiden, seolah saya berharap agar diberikan ‘spirit’ seperti para presiden negara adidaya tersebut.

Sangat berbeda kondisinya dengan kita di Indonesia. Mantan presiden sebut saja Presiden Sukarno, tidak ada museum ataupun perpustakaannya. Padahal beliau adalah proklamator, pendiri negara kita Republik Indonesia.

Bagaimana ini? Katanya bangsa Indonesia berjiwa halus, menghargai jasa para pahlawan, proklamator. Kita lihat bagaimana sederhananya makam Bung Karno di Blitar..

Kapan kita lakukan sesuatu, dan jangan sekedar jargon..

Popularity: unranked

Posted Tuesday, April 15th, 2008 at 7:11 pm
Filed Under Category: Bahasa, Traveling
You can leave a response, or trackback from your own site.

2 Responses to “Di Indonesia, habis manis sepah dibuang: mantan presiden kurang mendapat penghargaan.”

  1. 2
    Dr. Sukma Says:

    Hai Kus,

    Makasih commentnya. Emang betul apa yang ditulis dan kembali lagi soal moral yaitu tidak satunya kata dengan perbuatan. Ngomong A, prakteknya B.

  2. 1
    Kus Says:

    denny, sayang harapan ini susah untuk dilaksanakan di Indonesia, paling tidak dalam satu abad mendatang. Hal ini saya yakini, karena kita tidak mempunyai “hati”, kalaupun ada yang punya cuma sedikit sekali jumlahnya.Lihat saja dasar negara kita Panca Sila, siapa yang melaksanakan ke lima sila tersebut dalam kehidupan kita se-hari2 ???

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe