Kabinet Indonesia Bersatu IISiapapun akan kesulitan termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat mereka-reka komposisi menteri yang akan mengisi kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Bagaimana tidak, karena sedemikian banyak pesanan dari partai politik dan lain-lain yang mengusulkan wakilnya menduduki posisi tertentu. Termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang antara lain mengincar posisi untuk  Puan Maharani menjadi menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Begitulah politik. Yang tadinya berseteru berhadap-hadapan, tiba-tiba menjadi teman koalisi bahkan menduduki posisi Ketua MPR, satu lembaga tertinggi legislatif dinegara ini. Rasanya kita belum lupa kata-kata beliau yang berkata ‘seorang jenderal kok menangis dan mengeluh didepan jurnalis dan masyarakat kecil atau wong cilik?’ Kalimat itu diucapkan oleh yang terhormat Ketua MPR Taufik Kiemas yang juga adalah suami mantan presiden Megawati Sukarnoputri. Sudah jelas kalimat itu ditujukan kepada SBY yang pada saat itu sedang  di’zolimi’ Megawati.

Sungguh  saya heran dan bengong menyaksikan adegan politik yang ibarat banyolan atau lawakan yang tidak lucu. Satu parodi badut yang tidak menyegarkan, namun melelahkan dan membosankan. Coba bayangkan, kapabilitas seorang ketua MPR yang pada saat acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden SBY dan Budiono yang barusan lewat, begitu banyak kesalahan dibuat terutama dalam bidang protokoler dan pengucapan serta pelafalan nama-nama serta gelar para petinggi di negara republik kita ini dan juga nama kepala negara serta perwakilan negara sahabat asing yang turut hadir.

Sungguh, bahwa pendidikan itu penting terbukti dari begitu banyak kesalahan yang terjadi pada saat acara super khidmat dan bersejarah itu. Apakah sang ketua MPR tidak melakukan latihan sebelumnya atau menganggap enteng pekerjaan menjadi pemimpin upacara pelantikan Presiden dan wakil Presiden tersebut. Maklumlah Taufik Kiemas biasanya rapat hanya ber-empat dengan Megawati, Puan Maharani dan Pramono Anung dirumah Kebagusan. Jadi ibarat reuni keluarga yang tidak perlu mengingat titel karena memang tidak satupun yang bertitel. Hanya mengandalkan kharisma warisan Bung Karno…

Dengan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi,  paling tidak seseorang akan sanggup dan bisa melafalkan titel didepan nama seseorang dengan baik dan benar. Terbukti sudah dari adanya kesalahan bertubi-tubi yang sangat memalukan apalagi ada kepala negara asing termasuk perdana menteri Australia Kevin Rudd, Sultan Hasanal Bolkiah raja Brunei turut hadir disana. Semoga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama dimasa depan.

Mengenai susunan KIB II dengan sederetan nama-nama tersebut, bila dikelompokkan maka akan didapat angka 47 berbanding 53 antara kalangan profesional dan wakil partai. Tentu saja komposisi ini sudah final dan termasuk yang terbaik dari yang baik-baik alias maximal namun tidak optimal yang bisa disusun oleh pak SBY dan Budiono.

Politik ‘balas budi’ jelas terlihat karena bagaimanapun juga kita orang Indonesia yang terbiasa akan membalas kebaikan budi seseorang dengan kebaikan pula. Apalagi ada pribahasa yang berkata ‘habis manis sepah dibuang’. Dan pak SBY tidak mau dikatagorikan termasuk orang yang seperti itu, setelah menggunakan dan menerima jasa baik seseorang lantas begitu saja mencampakkan orang itu… Nggak lah ya, itu bukan SBY banget..

Pesan bapak presiden SBY kepada para menteri yang baru dilantik sangat gamblang dan tegas. Karena KIB II adalah  kabinet Presidential, maka  yang menjadi komandan adalah Presiden, sedangkan para menteri adalah anak buah. So, loyalitas menteri terutama yang mewakili partai, sudah sepantasnya dan satu-satunya loyalitas kepada Presiden, bukan kepada ketua partai politik.

Saya penuh harap dari beberapa menteri yang akan menunjukkan kinerja terbaiknya seperti : Fadel Muhammad menteri kelautan, Freddy Numberi menteri perhubungan, Gamawan Fauzi menteri dalam negeri, Marty Natalegawa menteri LN.

Saya percaya dengan  integritas dan rekam jejak yang baik dari beberapa menteri ini akan menjadi jaminan keberhasilan didalam pekerjaan yang dipercayakan kepada masing-masing menteri oleh presiden SBY.  Mulai saat pelantikannya kemarin sampai lima  tahun kedepan.

Meski ada re-evaluasi setiap tahun, semoga tidak satupun menteri yang drop out dan diganti ditengah jalan karena kurang atau tidak becus dalam pekerjaannya. Semoga para menteri yang baru dilantik  mencurahkan segenap daya pikir dan usaha maximal demi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Amien..

Popularity: unranked

Posted Friday, October 23rd, 2009 at 10:00 am
Filed Under Category: Bahasa, General
You can leave a response, or trackback from your own site.

2 Responses to “Kabinet Indonesia Bersatu II. Komposisi professional dan wakil partai hampir sama 47:53”

  1. 2
    John Says:

    I read a few topics. I respect your work and added blog to favorites.

  2. 1
    Bunker Says:

    Very interesting and amusing subject. I read with great pleasure.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe