POLKA YESObese atau kelebihan berat badan merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia, terutama di negara sudah berkembang (developed countries) atau negara-negara barat. Negara kita Indonesia, meski termasuk negara yang sedang berkembang (developing countries), mulai banyak ditemukan anak-anak yang obese terutama dikota-kota besar.

Anak-anak ini sebenarnya secara profile, sangat membanggakan : kulit putih, hidung mancung mata bersinar dan alis tebal yang secara keseluruhan wajah tampak tampan dan cantik layaknya anak-anak blasteran/ indo. Tidak peduli ibu dan bapaknya berwajah seperti apa, kenyataan anak-anak sekarang jauh lebih ‘good looking’ dibanding anak tempo doeloe…

Perubahan phenotipik diatas antara lain disebabkan oleh perbaikan gizi yang menjadi sangat bagus, malah terkadang terlalu berlebihan (over fed). Dan seperti yang kita tahu, apapun yang berlebihan/over, itu tidak baik : terlalu kurus, terlalu gemuk, dst.

Anak dikota besar dari keluarga mampu, akan mengadopsi cara makan-minum dan kebiasaan orang tuanya. Disinilah pentingnya keteladanan orang tua dalam segala hal yang patut dan akan ditiru oleh anak-anaknya. Orang tua wajib mengarahkan anak-anak kepada hal-hal positif. Jangan makan-minum berlebihan, jangan memilih makanan enak yang biasanya bercitarasa manis, asin atau gurih yang berasal dari penyedap rasa/ MSG, santan ataupun lemak didalam daging, dll.

Biasakan makan sayur kepada anak. Sayur diolah secara menarik, misalnya dengan daun selada/lettuce yang biasa kita lihat diantara daging hamburger. Dengan demikian, anak akan merasa tetap modern karena disajikan seperti makanan di restoran ‘fast food’. Daun bayam matang diselipkan diantara roti, seperti Popeye penyuka bayam yang menjadi sehat dan kuat karena energi bayam/spinach.

Minumpun harus dijaga. Jangan membiasakan anak minum soft drink, minuman bersoda yang sangat populer dikalangan remaja dan mengandung pemanis buatan serta menimbulkan gas berlebih didalam lambung. Biasakan kepada anak-anak diberikan juice buah segar yang dibuat sendiri : mangga, jeruk, apel, belimbing, sirsak, wortel, tomat, pisang, strawberry dan buah apa saja yang kebetulan ada didalam lemari es. Buah-buahan itu sangat baik dicampur dengan susu kental, sehingga rasanya lebih nikmat dan disukai anak-anak. Tanpa perlu menambahkan gula pasir, susu kental biasanya sudah cukup manis.

Bagi yang menyukai rasa manis yang lebih manis, bisa ditambahkan madu yang akan menambah rasa manis tetapi tidak mengandung gula/glukosa. Madu kaya akan mineral yang sangat baik bagi kesehatan, rasanya manis tetapi tidak membuat gemuk. Madu membuat badan tetap sehat dan singset.

Memang agak sulit melarang anak-anak melahap ‘fast food’ yang sudah ngetrend dan menjadi indikator modernisasi. Ayam yang disajikan biasanya beserta kulit ayam yang penuh dengan lemak, dan lemak ini yang menjadikan lezatnya ayam goreng tersebut. Mungkin kita contohkan kepada anak, bila makan fried chicken, selalu harus dibuang/disisihkan  dulu kulitnya, baru kemudian hanya dagingnya saja yang dilahap. Dengan cara ini, anak akan terbiasa dengan habit seperti itu : selalu membuang dulu kulit ayam pada saat menikmati ayam goreng kesukaannya. Maka dengan kebiasaan seperti itu mengkonsumsi ‘junk food’ akan menjadi lebih aman, tidak akan merusak kesehatan dan juga tidak akan memperburuk penampilan.

Ada lagi daging didalam hamburger yang sangat populer itu. Dari segi bisnis, pengusaha selalu menginginkan untung sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya. Hal itu sudah menjadi jargon setiap entrepreneur/ wiraswastawan dimanapun dikolong langit ini. Jadi demi untung yang besar, kualitas daging hamburger biasanya bukanlah ‘lean meat’, daging dengan kadar lemak rendah akan tetapi daging berkadar lemak tinggi yang harganya murah yang digunakan sebagai bahan dasar burger.

Sama halnya dengan steak, di restoran berkelas akan menggunakan ‘lean meat’ dengan harga mahal sedangkan dikaki lima kita dapat juga menikmati steak dengan daging berkualitas rendah berkadar lemak tinggi  dengan harga terjangkau. Sekarang tinggal kita yang memutuskan dan menyesuaikan dengan kondisi kantong. Bila hanya sekali-sekali, bukan  setiap hari makanan berlemak tidak masalah. Namun bila seringkali atau setiap hari, sebaiknya pilih yang aman yaitu ‘lean meat’ meskipun harganya mahal. Kesehatan jauh lebih penting daripada harta dunia.

Dampak tubuh yang obese terhadap kesehatan sudah jelas sangat tidak baik. Segala kemungkinan dapat terjadi, seperti : Diabetes Mellitus, penyakit jantung koroner, cepat lelah, tidak energik/ gerakan lamban dan malas bergerak yang tidak layak bagi anak.

Apalagi anak keluarga mampu biasanya tidak diharuskan untuk melakukan sendiri segala kebutuhan anak seperti : membersihkan kamar sendiri, membereskan tempat tidur, membersihkan/melap dan semir sepatu  sendiri, mencuci sendiri baju yang dipakai, dst.  Alhasil tubuh menjadi  semakin tambun saja, karena kalori berlebih tidak dipergunakan sama sekali..  Kebiasaan yang tidak baik ini akan menambah masalah kelebihan berat badan anak. Apalagi bila keluarga itu termasuk yang tidak suka olah-raga, maka lengkaplah sudah permasalahan obesitas anak menjadi semakin kompleks.

Dari teori yang disebutkan dalam buku, jumlah sel lemak yang terbentuk saat anak remaja akan menentukan bentuk tubuh anak seterusnya. Bila ada sejumlah N sel lemak saat remaja, maka jumlah sel lemak ini tidak akan bisa berkurang meski diet ketat sekalipun. Yang bisa berkurang dengan diet hanyalah volume setiap sel lemak, yaitu sel jadi mengempis.  Yang artinya bila diet dilepas, sel lemak yang telah kempis itu akan kembali menggelembung karena volumenya bertambah dengan hasil akhir individu akan gampang gemuk kembali seperti sebelum diet.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan. Mulailah hari ini kita bersikap sehat, bertindak sehat dan mengkonsumsi makanan sehat. Karena sehat itu tak ternilai harganya,  ’health is priceless and precious’.

Popularity: unranked

Posted Wednesday, June 25th, 2008 at 6:42 pm
Filed Under Category: Bahasa, Life, Popular Health
You can leave a response, or trackback from your own site.

10 Responses to “Obesitas pada anak. Baguskah? Apa dampaknya?”

  1. 10
    Dr. Sukma Says:

    Hai Fibria Mustikarini,

    Bila dari golongan ekonomi tidak mampu, obesitas biasanya akibat kurang atau salah gizi. Yaitu terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat dan makanan lain yang tidak bermanfaat positif bagi tubuh. Obesitas pada golongan ini bisa akibat edem atau bengkak jaringan disebabkan salah satunya oleh defisiensi vitamin B1. Pad agolongan ekonomi rendah um7umnya yang menonjol adalah perut yang membuncit akibat rendahnya protein didalam darah…

  2. 9
    Dr. Sukma Says:

    Hai Fibria Mustikarini,

    Bentuk tubuh/postur seseorang dipengaruhi oleh : faktor keturunan/genetik, metabolisme tubuh, kebiasaan makan/minum, aktivitas sehari-hari, penyakit yang ada, kebiasaan olahraga, dst.

    Yang bertubuh kurus bisa menjadi obese kalau : makan dan minum banyak yang mengandung lemak, tidak banyak beraktivitas : banyak istirahat dan tiduran sehingga kalori ditimbun dan tidak dibakar, dst. Pikiran tenang, jauh dari over-aktif. Kondisi lingkunan mendukung seperti rumah nyaman, tenang tidak berisik, tidak banyak saudara/ keluarga lain dengan tingkah polah yang beraneka-macam.. Tidak ada keributan/konflik, aman dan damai dengan keluarga dan tetangga, dst.

  3. 8
    fibria mustikarini Says:

    dok, saya mau tanya, bagaimana dengan yang memiliki tubuh kurus dan tidak mengalami obesitas? apakah tubuh kurus itu bisa juga terserang obesitas?? terima kasih :)

  4. 7
    fibria mustikarini Says:

    bagaimana jika anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu mengalami obesitas? apakalh ada hubungan antara status ekonomi dengan obesitas?

  5. 6
    joko Says:

    para orang tua seharusnya mulai memperhatikan menu makan anak karena menu makan saat ini sangat rawan zat kmia berbahaya. kadang kala kita membutuhkan nutrisi primer/makanan utama pengganti nasi sebagai sumber pupuk tubuh kita yang menyehatkan.
    tq dok
    lose weight now ask me how !

  6. 5
    Anda Says:

    Dok, aku mau tanya tentang pertumbuhan badan. Sekarang umur aku 15 tahun. Tapi pertumbuhan badan aku nggak normal bisa dibilang krenitisme. Apa ada kemungkinan aku bisa tumbuh tinggi mengingat ibuku bertumbuh pendek tapi ayahku bertumbuh tinggi. Trimakasih sebelumnya.

  7. 4
    Dr. Sukma Says:

    Dear Vista,

    Curva TB dan BB dapat dilihat pada buku lahir bayi yang diberikan oleh RS atau RB yang menjaga mutu pelayanannya.

    Bila nanti saya temukan yang updated, akan dimuat dalam blog saya.

  8. 3
    vista Says:

    Dok,boleh dong liat kurva BB ama TB…makasih

  9. 2
    Dr. Sukma Says:

    Hai Spiderweb,

    Makasih sudah berkunjung dan pertanyaannya. Betul sekali, obesitas pada anak mengakibatkan DM yang didapat/bukan keturunan dan penyakit jantung koroner. Ditambah lagi bentuk yang ‘tambun’ ini akan dibawa sampai dewasa.

    Pada bayi dan anak balita, konsumsi makanan jangan dibatasi. Bayi sampai usia satu tahun, sudah ada tahapan jenis makanan yang boleh diberikan. Setelah usia lebih setahun, apapun jenis dan kuantitas makanan, biarkan saja sesuai selera dan rasa kenyang anak. Sudah tentu jangan diperkenalkan dengan makanan berbahaya/ mengandung bahan kimia.

    Diatas lima tahun sampai pubertas, pada saat inilah waktu yang tepat untuk mengawasi asupan gizi, baik kualitas maupun kuantitasnya.Arahkan kebiasaan makan sayur dan buah didalam keluarga.

    Patokan gizi yang pas untuk anak, yaitu setiap tahun terjadi penambahan berat badan (BB), lingkar lengan(LL) dan tinggi badan (TB). BB hendaknya naik 1-2 kg/tahun, LL bertambah 1-2cm/tahun dan TB naik 2-3 cm/tahun. Kurang lebih begitu. Untuk pastinya ada curva BB dan TB sesuai umur.

  10. 1
    Spiderweb Says:

    Dok, jadi sebaiknya, walaupun dalam masa pertumbuhan, bayi / balita / anak-anak jangan makan berlebihan, apalagi yang kaya lemak, sebab, ini mempertinggi kemungkinan untuk kena diabetes mellitus (walau pun di keluarga tidak ada riwayat diabetes), belum lagi bentuk tubuh “gemuk” itu akan dibawa terus sampai dewasa.

    Kalau kita juga kuatir anak mungkin bisa kurang gizi, bagaimana patokan atau batasan yg mudah untuk diamati, agar asupan gizi untuk anak-anak mencukupi untuk pertumbuhannya, tanpa menjadi terkena obesitas ini?

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe