GO GREENRasanya masalah penanaman ganja di propinsi Aceh (NAD) sejak beberapa dekade yang lalu sampai saat ini belum bisa dihentikan. Baik selama era GAM dan sampai saat ini, setelah terjadi perdamaian dibumi serambi Mekah tersebut.

Meski pemerintah dalam hal ini pihak kepolisian dengan gencar melakukan pembongkaran kebun-kebun ganja yang letaknya cukup sulit, dilereng perbukitan dan daerah terisolir yang sangat jarang dilewati masyarakat umum.

Bila pada masa GAM kita boleh ada ‘excuse’ atas masih terus adanya kebun ganja, maka pada saat ini dimana telah terjadi perdamaian antara GAM dan pemerintah NKRI seharusnya masalah kebun ganja ini sudah bisa kita tuntaskan. Apa sebenarnya akar permasalahan dibalik gemarnya masyarakat menanam membuka kebun ganja ?

Kebun ganja pada era GAM bisa jadi merupakan sumber pendapatan utama dan pendanaan bagi gerakan separatis tersebut. Pada era itu keamanan sangat tidak baik, sering terjadi penculikan pejabat pemerintah oleh orang tak dikenal.  Pada saat seperti itu, mau tidak mau memang sangat sulit kalau tidak mau dikatakan mustahil untuk melakukan ‘sweeping’, mendata dan membongkar kebun ganja dari satu ke lain lokasi milik masyarakat disana.

Dengan keamanan yang sudah kondusif pada saat ini, secara logika pemerintah akan mudah mengontrol adanya penanaman pohon neraka tersebut. Namun kenyataan di lapangan, sangat berbeda. Ibarat kata pepatah ‘mati satu, tumbuh seribu’. Dibongkar satu maka akan ditanam ribuan pohon lagi di lokasi berbeda. So, apa solusi terbaik ?

Mungkin kita bisa mencontoh Thailand dalam mengatasi dan menghentikan penanaman pohon opium oleh masyarakat diarea ‘Segitiga Emas’ atau ‘Golden Triangle’ yaitu perbatas antara tiga negara Asia Tenggara yaitu Thailand, Burma atau Myanmar dan Laos.

Seorang pria Thailand yang berprofesi sebagai juru tulis Kerajaan dan diperbantukan pada sekretaris ibu suri,  ibunda Raja Bhumibol Adulyadey yang bernama Khun Thong (KT) yang berhasil menghentikan penanaman pohon haram itu di lokasi Segitiga Emas.

KT pernah belajar di Boston, Amerika Serikat mendalami bidang admistrasi bisnis, mempelajari dengan seksama kebiasaan dan seluk-beluk masyarakat Segitiga Emas. Sampai akhirnya menemukan formula yang tepat dalam mengatasi dan menghentikan penanaman opium.

Kebiasaan masyarakat disana adalah menanam dan kemudian menjual opim kepada kartel narkotika disatu lokasi pasar yang berada dibawah pohon beringin besar di daerah itu. Transaksi senjatapun terjadi terang-terangan dibawah pohon beringin yang sama. Masyarakat merasa aman menanam dan menjual opium karena dilindungi oleh pihak kartel. 

Masyarakat Segitiga Emas tidak mau tahu dan mungkin malas memikirkan apa dampak dari kegiatan sehari-hari mereka yang telah digeluti beberapa puluh tahun itu secara turun temurun didalam keluarga mereka. Yang penting segala kebutuhan hidup sehari-hari telah terjamin dari penghasilan menanam opium.

Adalah KT yang kemudian membuat formulasi setelah mempelajari masyarakat Segitiga Emas bertahun-tahun. Intinya adalah pertama bagaimana merebut hati masyarakat untuk mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat dalam usaha  menghentikan penanaman pohon neraka itu. Kedua adalah ‘mengisi’ perut mereka agar kehidupan berjalan normal dan menyenangkan, tanpa rasa cemas kekurangan uang untuk kehidupan yang layak.

Jadi sebaiknya pemerintahan SBY dan siapapun nati yang terpilih pada Pemilu 2009 mulai memikirkan bagaimana menarik simpati masyarakat di propinsi Aceh (NAD), untuk tergerak turut mengawasi penanaman ganja atau menghentikan menanam pohon laknat itu. Mungkin dengan memberi substitusi tanaman yang juga bernilai jual tinggi atau membuka lapangan kerja yang halal dengan gaji yang mencukupi dan tidak kurang dari penghasilan saat mereka menanam pohon ganja.

Popularity: unranked

Posted Sunday, February 8th, 2009 at 7:35 pm
Filed Under Category: Bahasa, General
You can leave a response, or trackback from your own site.

9 Responses to “Bagaimana menghentikan penanaman pohon ganja oleh masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ?”

  1. 9
    disanto Says:

    lacosta de rasta…..

  2. 8
    disanto Says:

    tolong segera legalkan ganja……

  3. 7
    Dr. Sukma Says:

    Hai Hansen,

    Saya penggemar lagu-lagu Bob Marley, terutama “no woman no cry’.. Semua lagu irama reggaenya enak didengar. Barangkali Bob Marley dapat inspirasi saat nge-ganja… He he he.

  4. 6
    hansen Says:

    iya.. kalo Bob Marley bilang mending dia nge ganja daripada dia mabuk ( Alkohol)

    ga ada definisi yg jelas knapa alkohol legal tapi ganja illegal..

  5. 5
    Dr. Sukma Says:

    Halo Hansen,

    Saya termasuk salah satu yang tidak tahu rasanya ganja. Seumur hidup belum dan tidak akan pernah nyobain…
    Jadi nggak bisa komentar tentang ganja ha..ha.. ha..

  6. 4
    hansen Says:

    Kalo ga salah “Weed” itu emg ganja kan ?

    tapi menurut saya ganja bukan Narkoba yg parah atau gimana banget, tingkat kerusakannya lebih kecil pula dari rokok biasa.

    Mungkin orang yg belum pernah coba apa itu ganja pasti gak ngerti ganja itu apa.. hahaha..

  7. 3
    Dr. Sukma Says:

    Hai Ida,

    Mungkin yang dimaksud dengan ‘weeds’ itu adalah ‘hasyhs’ sejenis rumput yang memabukkan. Kalau betul ‘hashys’ memang termasuk narkoba yang ringan. Sama halnya dengan pecandu Narkoba di Belanda yang bebas memakai sejenis hashys atau suntikan ‘metadon’ untuk substitusi morphine.

    Seolah dilegalisir, padahal sebenarnya dengan cara itu pengguna terdata dengan alamat jelas, sehingga lebih mudah mengawasi para pecandu itu dan juga menekan angka kriminalitas karena kebutuhan akan narkotika sudah dapat diperoleh dengan gratis, karena disediakan pemerintah Belanda.

  8. 2
    Chrisna Idawati Says:

    Made, apa perlu penanaman ganja di hentikan? Karena disini ganja mau di legalisir tuh. Sejak Presiden baru dilantik, Attorney General nya, yang baru juga ‘Eric Holder’ menyerahkan kebijaksanaan legalisasi ganja ke masing2 state. Eh tapi sorry.. bukannya ganja yang suka di hisap pakai bong itu kan? Yang disini disebut sebagai ‘weed’ ? Kalau benar itu ya yang itu yang mau mulai di legalisasi saat ini. Itu lo.. yang di hisap Michael Phelps waktu dia di London dan ke rekam sama wartawan. Katanya sih gak berbahaya? Apa bener?

    Ida

  9. 1
    Aziz Says:

    Ya,sangat setuju apabila pemerintah memikirkan bagaimana cara agar rakyatnya bisa makan dan minum secara layak tanpa harus ketakutan akan ketidak adaannya makanan untuk hari esok.
    Dan untuk penanaman ganja,saya rasa pemerintah tidak hanya sekedar melarang dan memberantas tapi juga harus mencarikan jalan keluarnya setelah itu.
    Pemerintah harus lebih berpikiran dewasa,bijak dan arif.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe