HIJAU PUPUSSaya pencinta dan penikmat musik dan lagu yang setia, sejak remaja dulu sampai kini, selalu saja senang mendengarkan lagu, baik itu lagu Barat maupun lagu Indonesia. Akhir-akhir ini saya nilai lagu-lagu Indonesia sangat maju melesat, berbobot, enak didengar dengan lirik apik sederhana bertutur tentang kondisi dan kejadian hidup sehari-hari.

Terbanyak bertema cinta yang sangat universal sifatnya, dimanapun dan kapanpun cinta itu ada. Cinta terhadap sesama, terhadap orang tua, negara maupun lingkungan hidup, dll. Lagu-lagu tersebut didendangkan perorangan maupun berbagai band yang bermunculan bak jamur dimusim hujan dengan kualitas lagu dan lirik yang benar-benar sangat prima.

Belum pernah saya merasakan ‘booming’ lagu dan band atau penyanyi solo sedemikian dahsyat seperti saat sekarang ini.

Sebut beberapa band yang favorit saat ini : Slank, Dewa 19, The Rocks, Andra & The Backbone, GiGi, Nidji, Ungu, Radja, Padi, Peterpan, Element, Letto, The Titans, Matta, The Changcuters, Kangen Band, Wali Band, D’Masiv, Drive, Tangga, She, The Cinnamons, Maia, Dewi Dewi, dst. Sedangkan penyanyi soloist dan duet: Ari Lasso, Afgan, Mulan Jameela, Agnes Monica, Bunga Citra Lestari, Gita Gutawa, Aura Kasih, Syahrani, Pingkan Mambo, T2, Tiga Diva dll.

Slank sambil membawakan lagu-lagu rock, tidak lupa menyelipkan satire dalam lirik lagunya, sehingga yang terhormat anggota dewan menjadi sangat gerah dan blingsatan dibuatnya.. Karena ‘dewan pembuat UUD, ternyata ujung-ujungnya duit’..  Apa nggak telak, pukulan jabs Kaka dan teman-teman meng-KO para anggota dewan?

Coba kita simak lagu-lagu yang didendangkan anak muda tersebut, iramanya dinamik kebanyakan nge’beat’ meski ada yang ‘mellow’… Nadanya indah, kadangkala berasal dari dentingan piano,  perkusi atau gitar. Siapa bilang musisi kita dibawah musisi luar?

Saya terkagum-kagum begitu indah lirik yang dibuat Wali Band dalam lagu berjudul super pendek ‘Dik’ seperti ini : ‘ aku kan menjagamu dibangun dan tidurmu, disemua mimpi dan nyatamu’… sangat romantis dan mengandung unsur kesetiaan. Ibarat lagunya Jon Bon Jovi dengan liriknya : ‘I will lay you down on the bed of roses’….

Saya percaya anak muda masa kini masih punya kesetiaan dan romantisme seperti yang mereka tulis dan dendangkan. Demikian pula lirik lagu Jovie and Nuno dalam lagu Janji Suci : ‘dengarkanlah  wanita pujaanku, kuingin menjadikan dikau satu-satunya wanita dalam hidupku’….. Duh, rasanya melayang badan ini, asalkan tidak gombal…

Coba perhatikan lirik Ahmad Dhani dalam lagu Munajat cinta : ‘Tuhan kirimkan aku, kekasih yang baik hati. Yang mencintai aku, apa adanya’… Singkat, padat dan smart -itu komentar saya tentang lirik lagu itu…

Band Matta berdendang : ‘ Wow oo, kamu ketahuan pacaran lagi… tapi tak mengapa karna kau kekasihku sesaat’…. tegas dan lugas dia mengekspresikan kondisi perselingkuhan itu dengan way out yang ringan : ‘no problem, cause you’re just my temporary lover’… 

Afgan bertutur dengan sepenuh hati, menyatakan rasa terima kasih kepada kekasihnya seperti berikut :  ‘Terimakasih cinta, untuk segalanya’ dan seterusnya…

Gita Gutawa dengan warna vokal sopran sangat piawai dalam nada-nada tinggi yang menghanyutkan dalam lagu Sempurna, dimana liriknya menceritakan penilaian seorang terhadap kekasihnya yang tiada cacat dan begitu sempurna : ‘kaulah darahku, kaulah jantungku, kaulah hidupku’…  Lirik ini mengexploitasi anatomi organ manusia…

Band GiGi dengan vokalis Armand Maulana dalam lagu berjudul Nakal berdendang sebagai berikut : ‘Panas, panas, panas… Pusing, pusing, pusing’… dengan hentakan suara dan gerakan yang energik, penuh power menjadikan Gigi sebagai pemenang 3 Awards di Kuala Lumpur dan 3 Awards di Jakarta… Wow, sebuah prestasi yang membanggakan..

Tidak salah, jika Menteri Pemuda dan Olagraga Adyaksa Dault baru-baru ini memberikan trophy kepada anak muda yang berprestasi dibidangnya seperti kepada The Changcuters yang membuat ‘trend’ anak muda ke arah positif setelah bermain dalam film layar lebar ‘Tarix Jabrix’.

So, salut kepada anak muda musisi kita yang sangat kita banggakan, karena kerja keras mereka telah berbuah manis…. Saya yakin, banyak diantara musisi kita berpotensi ‘go intenational’, tidak kalah bersaing dengan band dan musisi dunia lainnya…

Bangkitlah generasi muda Indonesia, masing-masing dari kalian bisa berprestasi seperti para musisi muda yang menjadi inspirasi bangsa Indonesia saat ini..  Kalian pasti bisa, asalkan  ada kemauan dan kerja keras dibidang kalian masing-masing… Amien..

Popularity: unranked

Posted Friday, May 23rd, 2008 at 1:53 pm
Filed Under Category: Bahasa, General, Life
You can leave a response, or trackback from your own site.

10 Responses to “Lagu Indonesia dalam kondisi puncak, lirik dan nadanya semakin smart, hip dan simple”

  1. 10
    jrs kiki ayuningtyas Says:

    trimakasih banyak blog anda sangat membantu saya menyusun karangan ilmiah :)

  2. 9
    rika Says:

    hidup PETERPAN….

  3. 8
    Dr. Sukma Says:

    OK. Emma, saya setuju banget, musik Indonesia menjadi sumber devisa andalan, selain TKI. Wong kualitas lirik dan lagu serta aransemen musiknya begitu yahud… Tidak kalah dengan musik luar, bahkan 1-2 lagu malah melebihi lagu luar negeri.

    So, saran saya kepada musisi kita. Ada baiknya bila lagu ngetop di Indonesia dibuat lagi dalam English version buat konsumsi luar.Meski sy tahu bahwa ‘music is universal, breaking barriers’ namun bila dibuat dlm bhs Inggris, akan lebih kena dan lebih melekat dihati fans di LN…

  4. 7
    emma Says:

    Bu dokter, awalnya Emma sebel banget lagunya Peterpan “Tak Bisakah” dan “Di Belakangku” dicontek abis2an oleh Pritam, composer India tukang nyontek (tapi komposer India yg lain nggak seplagiat dia kok), tapi ternyata ada hikmah di balik itu. Banyak orang India, Pakistan, Bangladesh, Nepal dan jadi mulai kenal yg namanya Peterpan, banyak yg mulai ngulik2 lagu2nya Peterpan dan akhirnya jadi ngefans.

    Emma sih pengennya kita bisa menjadikan industri musik kita sebagai sumber devisa juga, kayak Jepang dan Korea yg musik popnya udah melanglang ke seluruh dunia (padahal masih bagusan kualitas musik Indonesia).

  5. 6
    Dr. Sukma Says:

    Hai Emma,

    Makasih sudah berkunjung dan komentarnya. Sama dengan Emma, sy juga penggemar Peterpan terutama lagu ‘Tak bisakah’.
    Fansnya selain di negara Asia terbanyak India juga meluas ke Amerika (Selatan).

    Nggak heran, bila ada yang membajak lagu ‘tak bisakah’ menjadi lagu India yg sgt populer..

    So, Emma dg music community-mu bisa protes ke orang India sana. Cool dah..

  6. 5
    emma Says:

    wah bu dokter sama dong kayak Emma. Beberapa tahun ini Emma lagi seneng banget sama lagu2 Indonesia sampe males nengok lagu luar. Paling suka sama Peterpan, Padi dan Nidji. Saking sukanya Emma sampe bikin blog khusus buat promosiin Peterpan. Dan tahu nggak dok, sejak Emma aktif di forum penggemar Peterpan di youtube (alias video2nya Peterpan di youtube), Emma jadi banyak teman dari berbagai negara. Karena ternyata fans Peterpan udah ada dari berbagai negara (selain malaysia dan Singapura, juga India, Pakistan, Filipina, Spanyol, bahkan Argentina), sebagian bahkan nggak ngerti bahasa Indonesia sama sekali. Mereka mengaku salut dengan musikalitas orang Indonesia yg udah setara tingkat internasional (itu kata mereka lho, bukan kata Emma). Ini salah satunya : http://nkhlsrf.wordpress.com/2008/05/05/diff-mus-vol1-peterpan/

  7. 4
    Dr. Sukma Says:

    Hai Ammoy,

    Jumpa lagi. Makasih kunjungan dan pertanyaannya.

    Rasanya sih, menurut pendapat saya, dalam kehidupan sehari-hari ada juga yang sesuai atau mirip dengan lirik lagu cinta. Tapi satu-dua, contoh Widyawati dan alm. Sophan Sophiaan.

    Tapi pada umumnya,kebanyakan cinta didunia nyata jauh dari romantisme yang mendayu indah dan menghanyutkan seperti lirik lagunya… Biasanya kebanyakan gombal, tuh…

  8. 3
    AMMOY Says:

    dok. apa lirik lagu musisi kita pernah sesuai dengan apa yang pernah dok alami atau jumpai dalam kehidupan sehari-hari nya, dok? khusus nya yang lirik-lirik yang tema ny percintaan??

  9. 2
    Dr. Sukma Says:

    Hello, Kus.

    Komentar tentang musisi muda kita benar adanya. Mereka itu meski ‘otodidak’tanpa sekolah khusus bidang musik telah menghasilkan karya yang sedemikian dahsyat.. Bravo musisi muda Indonesia!

  10. 1
    Kus Says:

    Denny, ini suatu “audit” yang sangat tepat mengenai musisi muda kita beberapa saat ini. Saya kadang2 terperangah dengan hasil karya mereka, padahal latar belakang dan pendidikan mereka kurang sekali dibandingkan dengan rekan2 dari musisi luar negeri ya? Meskipun saya sangat awam dengan musik dan lagu, diam2 saya menikmati sendiri lagu2 tersebut dengan lamunan kosong jauh kebelakang, he he he.

Leave a Reply

  • About

    Dr. Sukma Merati, DSPADr. Sukma Merati is founder and owner of Riau Pathology Center in Pekanbaru, Riau. Dr. Merati has had various international experience and training, including as a fellow doctor at The Mount Sinai Hospital in New York City, NY, USA (2000-2002). More >

  • Most Popular Posts

  • Calendar

    March 2015
    M T W T F S S
    « Dec    
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    3031  

    Archives By Month

    Backend

    Subscribe